TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi setuju membeli pesawat tak berawak atau drone dari Turki. Kesepakatan ini merupakan salah satu dari beberapa kontrak menguntungkan dari kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Erdogan dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menghadiri upacara penandatanganan antara perusahaan pertahanan Turki Baykar dan kementerian pertahanan Saudi, menurut laporan kantor berita negara Saudi SPA.
Erdogan tiba di kota Jeddah di Laut Merah Saudi pada Senin, 17 Juli 2023, yang merupakan negara pertama dalam tur ke negara-negara Teluk. "Arab Saudi akan memperoleh drone dengan tujuan meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata kerajaan dan memperkuat kemampuan pertahanan dan manufakturnya,” ujar Menteri Pertahanan Pangeran Khalid bin Salman dalam sebuah cuitan di akun Twitter pada Selasa, 18 Juli 2023.
Baca juga:
Investasi dan pendanaan dari Teluk telah membantu mengurangi tekanan pada ekonomi Turki dan cadangan mata uangnya sejak 2021. Saat itu Ankara meluncurkan upaya diplomatik untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Turki telah berselisih selama bertahun-tahun dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Ketegangan terjadi terkait dukungan Ankara terhadap gerakan pro-demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara serta pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.
Erdogan akan melakukan perjalanan ke Qatar pada Selasa, negara kedua dari tur ke negara-negara Teluk pertamanya sejak terpilih kembali pada Mei. Pada Rabu, Erdogan dijadwalkan tiba di Uni Emirat Arab.
SPA mengatakan Erdogan dan Pangeran Mohammed menghadiri penandatanganan rencana kerja sama pertahanan oleh Pangeran Khalid dan Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler. Kedua negara juga menandatangani beberapa nota kesepahaman di berbagai sektor termasuk energi, real estate dan investasi langsung, kata SPA.
Bulan lalu, Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz dan Menteri Keuangan Mehmet Simsek melakukan perjalanan ke UEA untuk membahas peluang kerja sama ekonomi dengan para mitranya. Keduanya bertemu dengan Presiden Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, menurut Ankara.
Turki mengalami krisis ekonomi. Defisit anggaran Turki melonjak menjadi tujuh kali lipat tahun lalu pada Juni. Inflasi tahunan bulan lalu mendekati 40 persen dengan Lira melemah hampir 29 persen tahun ini.
REUTERS
Pilihan Editor: Kesepakatan Laut Hitam Terhenti, Sekjen PBB: Ekspor Pupuk Rusia Juga Dihentikan