TEMPO.CO, Jakarta - Beijing telah bereaksi keras terhadap komunike NATO yang menggambarkan Cina sebagai tantangan besar bagi kepentingan dan keamanan kelompok tersebut. Dalam komunike yang dikeluarkan di tengah KTT selama dua hari di ibu kota Lituania, Vilnius, para pemimpin NATO mengatakan Republik Rakyat Cina menantang kepentingan, keamanan, dan nilai-nilai NATO.
“Cina menggunakan berbagai alat politik, ekonomi, dan militer untuk meningkatkan jejak global dan memproyeksikan kekuatannya, sementara tetap tidak jelas tentang strategi, niat, dan pembangunan militernya,” kata para pemimpin kelompok itu dalam komunike yang mencakup 90 poin.
“Operasi hibrid dan siber Cina yang berbahaya serta retorika konfrontatif dan disinformasinya menargetkan sekutu dan membahayakan keamanan Aliansi,” tulis komunike tersebut.
Deklarasi NATO juga mengatakan Cina dan Rusia terlibat dalam kemitraan strategis yang semakin kuat. Kerja sama kedua negara itu ingin melemahkan tatanan internasional.
Para pemimpin negara-negara NATO meminta Cina memainkan peran "konstruktif" sebagai salah satu dari lima anggota permanen, pemegang hak veto, anggota Dewan Keamanan PBB. Anggota NATO juga mengutuk perang Rusia Ukraina.
Misi Cina untuk Uni Eropa mengutuk pernyataan bersama anggota NATO tersebut. Cina menuduh NATO mendistorsi posisi Beijing dan dengan sengaja berusaha mendiskreditkan negara tersebut. "Kami dengan tegas menentang dan menolak ini," katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Dalam pernyataanya, misi Cina mengatakan Beijing menentang gerakan NATO ke wilayah timur di kawasan Asia-Pasifik. "Setiap tindakan yang membahayakan hak dan kepentingan sah Cina akan ditanggapi dengan tanggapan tegas," kata Misi Cina untuk Uni Eropa.
Media pemerintah Cina juga menyerang NATO atas tawarannya menuju demokrasi di wilayah tersebut. Dalam editorialnya, tabloid Global Times menuduh NATO sebagai kapak, tombak, dan sekop Washington dan menjadi sumber perang di negara manapun.
“NATO harus segera menarik tangan hitam yang telah diulurkannya ke kawasan Asia-Pasifik, dan bahkan tidak boleh berpikir untuk meremas separuh tubuhnya di masa depan,” kata editorial tersebut. Global Times mengklaim bahwa sebagian besar negara di Asia tidak hanya tidak menyambut NATO tetapi juga melihatnya sebagai monster mengerikan yang harus dihindari dengan segala cara.
Dalam deklarasinya, NATO menyatakan bahwa Asia Pasifik penting bagi kelompok aliansi militer ini, mengingat perkembangan di kawasan itu dapat secara langsung mempengaruhi keamanan Euro-Atlantik.
REUTERS | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Arab Saudi Menjadi Negara ke-51 yang Teken Traktat Persahabatan ASEAN