Kehancuran yang Meluas
Sisi-sisi bangunan tinggi yang compang-camping di seluruh Ukraina telah menjadi ciri khas pengeboman Rusia.
Serangan-serangan rudal dan penembakan telah menghancurkan ratusan ribu bangunan dan arsitektur penting - dari rumah dan rumah sakit hingga pembangkit listrik dan fasilitas lainnya.
Sebuah laporan Bank Dunia, Maret, menyatakan bahwa Ukraina akan membutuhkan biaya US$411 miliar (sekitar Rp 6 kuadriliun) selama 10 tahun ke depan untuk memulihkan dan membangun kembali dari perang - yang merupakan dua kali lipat produk domestik bruto sebelum perang.
Bisnis telah menderita kerusakan yang signifikan, setidaknya hingga US$11,3 miliar, jumlah yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya perang. Biaya kerusakan sektor pertanian Ukraina yang biasanya tumbuh subur mencapai sekitar US$8,7 miliar.
Menurut Kyiv School of Economics, biaya mengganti bangunan dan infrastruktur yang rusak diyakini mencapai US$143,8 miliar.
Penguasaan Wilayah di Ukraina
Setahun yang lalu, lebih dari 20 persen wilayah Ukraina dianggap diduduki setelah Rusia merebut kota-kota utama dan pelabuhan strategis.
Namun, perkiraan itu sekarang kurang dari 20 persen dan menurut beberapa peneliti, bisa serendah 17 persen, karena Ukraina berjuang untuk membebaskan tanahnya.
Pada bulan-bulan pertama perang, pasukan Rusia bergerak cepat untuk merebut petak-petak wilayah dari timur laut Ukraina, yaitu di sekitar ibu kota, Kyiv, dan kota terbesar kedua di negara itu, Kharkiv.
Di bagian lain Ukraina, Rusia telah menguasai daerah sekitar Kherson, Mariupol, dan banyak desa di timur. Namun, upaya Moskow terhambat oleh perlawanan kuat Ukraina, masalah logistik, dan masuknya senjata Barat untuk mendukung Ukraina.
Serangan balasan besar pertama Ukraina mampu merebut kembali wilayah di sekitar Kharkiv dan Kherson. Pada awal Juni, Ukraina meluncurkan serangan balasan lain yang diantisipasi secara luas untuk merebut kembali wilayah di timur dan selatan, tetapi sejauh ini kemajuannya lambat.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Top 3 Dunia: Warga AS Ogah Dipimpin Lansia hingga Pasokan Bom Tandan untuk Ukraina