TEMPO.CO, Jakarta – Koran Jepang Mainichi Shimbun mengeluarkan sebuah jajak pendapat pada Minggu, 18 Juni 2023, yang menyatakan, dukungan untuk kabinet Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida turun 12 poin persentase menjadi 33 persen.
Kemerosotan tingkat kepercayaan muncul setelah ada tren positif jelang KTT para pemimpin Kelompok Tujuh atau G7 di Hiroshima beberapa pekan lalu.
Tingkat ketidaksetujuan naik menjadi 58 persen dari 46 persen pada survei sebelumnya pada akhir Mei. Menurut Mainichi, kemunduran ini muncul setelah skandal yang melibatkan putra sulung Kishida dan serangkaian masalah teknis dengan sistem kartu identitas nasional.
Persetujuan untuk pemerintah Kishida telah meningkat menjelang G7 – mencapai level tertinggi bulan lalu sejak Agustus 2022, kata Mainichi. Beberapa pihak berspekulasi Kishida akan mengadakan pemilihan cepat sebelum pemilihan pemimpin partai tahun depan.
Kishida dapat membubarkan majelis rendah parlemen negara itu jika oposisi mengajukan mosi tidak percaya pada Jumat jumat, dan pembubaran akan dilakukan pada hari yang sama, menurut laporan Fuji TV.
Pemilihan untuk majelis rendah parlemen yang lebih kuat baru dijadwalkan pada 2025. Kishida ingin memperkuat kekuatannya di Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa menjelang pemilihan kepemimpinan musim gugur mendatang, untuk memastikan pemilihannya kembali.
Kishida mengesampingkan pertanyaan tentang rencana pemilihan cepat pada konferensi pers Selasa lalu. Ia mengatakan banyak faktor akan mempengaruhi keputusan tersebut, karena mendekati akhir sesi parlemen dapat membuat situasi politik berubah-ubah.
Mayoritas parlementer LDP semuanya menjamin bahwa presidennya akan menjadi perdana menteri.
Jajak pendapat terpisah yang dilakukan oleh kantor berita Kyodo menunjukkan pada hari Minggu bahwa dukungan untuk kabinet Kishida turun menjadi 40,8 persen dari 47 persen pada Mei.
REUTERS
Pilihan Editor: Israel Berencana Setujui Ribuan Izin Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat
