TEMPO.CO, Jakarta - Sangat mungkin bahwa runtuhnya bendungan Kakhovka di Ukraina selatan disebabkan oleh bahan peledak yang ditanam oleh Rusia, tim ahli hukum yang membantu jaksa Ukraina dalam penyelidikan mereka mengatakan dalam temuan awal yang dirilis pada Jumat.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Ukraina menghancurkan bendungan Kakhovka sebagai taktik yang didukung Barat untuk meningkatkan konflik.
Ukraina sedang menyelidiki ledakan itu sebagai kejahatan perang dan kemungkinan perusakan lingkungan kriminal, atau "ekosida".
Bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka era Soviet yang luas, di bawah kendali Rusia sejak invasi 24 Februari, dibobol pada dini hari 6 Juni, melepaskan air banjir melintasi medan pertempuran di Ukraina selatan, menghancurkan lahan pertanian dan memutus pasokan air ke sebuah sebagian besar penduduk.
Para ahli dari firma hukum hak asasi manusia internasional Global Rights Compliance, yang menerapkan upaya dukungan Barat untuk mendukung pertanggungjawaban atas kekejaman di Ukraina, mengunjungi wilayah Kherson dari 10-11 Juni bersama jaksa agung Ukraina dan tim dari Mahkamah Pidana Internasional.
“Bukti dan analisis informasi yang tersedia – yang meliputi sensor seismik dan diskusi dengan para ahli penghancuran teratas– menunjukkan bahwa ada kemungkinan besar kehancuran disebabkan oleh bahan peledak yang diletakkan di titik-titik kritis dalam struktur bendungan,” demikian rangkuman dari temuan awal dari tim firma hukum yang dilihat oleh Reuters.
Pengacara senior Yousuf Syed Khan di Global Rights Compliance, yang berpartisipasi dalam misi lapangan ke Kherson, mengatakan temuan bahwa bendungan itu diledakkan dengan bahan peledak yang ditempatkan sebelumnya oleh pihak Rusia "merupakan penentuan 80% ke atas".
Temuan ini didasarkan "tidak hanya pada sensor seismik, dan salah satu penyedia intelijen sumber terbuka terkemuka, tetapi juga berdasarkan pola serangan dan serangan lain yang telah kami dokumentasikan," katanya dalam sebuah wawancara. Temuan itu termasuk serangan sebelumnya terhadap infrastruktur air kritis, termasuk instalasi dan jaringan pipa, katanya.