TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia. Senjata itu beberapa di antaranya lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.
"Bom itu tiga kali lebih kuat daripada yang (dijatuhkan) di Hiroshima dan Nagasaki," kata Lukashenko dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rusia Rossiya-1 yang diposting di saluran Telegram kantor berita Belarusia Belta, Rabu, 14 Juni 2023.
Dalam laporan itu, ia berbicara di sebuah jalan di hutan terbuka dengan kendaraan militer yang diparkir di dekatnya dan semacam fasilitas penyimpanan militer terlihat di latar belakang.
Pengerahan senjata nuklir taktis Rusia ke Belarusia adalah langkah pertama Moskow dari hulu ledak sejenis di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet. Senjata nuklir jarak pendek kurang kuat yang berpotensi digunakan di medan perang.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jumat bahwa Rusia, yang akan mempertahankan kendali atas senjata nuklir taktis, akan mulai mengerahkannya di Belarus setelah fasilitas penyimpanan khusus untuk menampungnya disiapkan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada Maret bahwa dia telah setuju untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Ia merujuk pada penyebaran senjata semacam itu oleh AS di sejumlah negara Eropa selama beberapa dekade.
Amerika Serikat telah mengkritik keputusan Putin tetapi mengatakan tidak berniat mengubah pendiriannya sendiri mengenai senjata nuklir strategis dan belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.
Langkah Rusia tetap diawasi ketat oleh Amerika Serikat dan sekutunya serta oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.
Lukashenko, sekutu dekat Putin, mengatakan kepada TV pemerintah Rusia dalam wawancara, yang dirilis Selasa malam, bahwa negaranya memiliki banyak fasilitas penyimpanan nuklir yang tersisa dari era Soviet. Negaranya telah memulihkan lima atau enam di antaranya.
Dia mengecilkan gagasan bahwa kendali Rusia atas senjata merupakan penghalang untuk menggunakannya dengan cepat jika dia merasa langkah seperti itu diperlukan, dengan mengatakan dia dan Putin dapat saling mengangkat telepon "kapan saja".
Belarusia berbatasan dengan tiga negara anggota NATO: Lituania, Latvia, dan Polandia. Lukashenko telah berulang kali menuduh Barat mencoba menggulingkannya setelah protes massa terhadap pemerintahannya meletus pada 2020 – tepat paska-pemilihan presiden yang menurut pihak oposisi telah dimenangkannya secara curang.
Lukashenko mengatakan dia menang dengan adil, sambil melakukan tindakan keras terhadap lawan-lawannya.
REUTERS
Pilihan Editor: Bantah Ancam Tutup Twitter, India: Jack Dorsey Bohong!