TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menuduh Amerika Serikat berada di balik serangan drone ke Kremlin, yang dianggap sebagai upaya membunuh Presiden Vladimir Putin.
Sehari setelah menyalahkan Ukraina atas apa yang disebutnya serangan teroris, pemerintahan Kremlin mengalihkan fokus ke Amerika Serikat, tetapi tanpa memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya.
Ukraina membantah terlibat dalam insiden pada dini hari Rabu, 3 April 2023, ketika rekaman video menunjukkan dua benda terbang mendekati Istana Senat di dalam tembok Kremlin dan satu meledak dengan kilatan terang.
"Upaya untuk menyangkal ini, baik di Kyiv maupun di Washington, tentu saja, benar-benar konyol. Kami tahu betul bahwa keputusan tentang tindakan semacam itu, tentang serangan teroris semacam itu, dibuat bukan di Kyiv tetapi di Washington," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, Kamis.
Dia mengatakan Amerika Serikat "tidak diragukan lagi" berada di balik dugaan serangan itu dan menambahkan - sekali lagi tanpa menyebutkan bukti - bahwa Washington sering memilih baik target untuk diserang Ukraina, dan cara untuk menyerang mereka.
"Ini juga sering didikte dari seberang lautan. Kami tahu ini dengan baik dan sadar akan hal ini ... Di Washington mereka harus memahami dengan jelas bahwa kami tahu ini."
Rusia semakin sering mengatakan bahwa mereka melihat Amerika Serikat sebagai peserta langsung dalam perang Ukraina, berniat untuk menimbulkan "kekalahan strategis" di Moskow.
Amerika Serikat menyangkal hal itu, dengan mengatakan pihaknya mempersenjatai Ukraina untuk mempertahankan diri melawan invasi Rusia dan merebut kembali wilayah yang telah direbut Moskow secara ilegal selama lebih dari 14 bulan perang.
Namun, tuduhan Peskov bahwa Amerika Serikat berada di balik rencana pembunuhan Putin lebih jauh dari tuduhan Kremlin sebelumnya terhadap Washington.
Putin tidak berada di Kremlin pada saat itu, dan analis keamanan mencemooh gagasan bahwa insiden itu adalah upaya pembunuhan yang serius.
Tetapi Rusia mengatakan berhak untuk membalas, dan kelompok garis keras termasuk mantan presiden Dmitry Medvedev mengatakan sekarang harus "secara fisik menghilangkan" Presiden Zelensky.
REUTERS