TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan keprihatinan serius Rabu atas serangan Israel ke Masjid Al-Aqsa. Rusia mengatakan peristiwa di Yerusalem itu memusuhi semua agama dunia.
“Moskow mengungkapkan keprihatinan serius tentang putaran eskalasi lain antara Palestina dan Israel, yang mengancam untuk berkembang menjadi konfrontasi bersenjata skala penuh, seperti yang telah terjadi berkali-kali di masa lalu. Kebetulan tanggal hari raya keagamaan Kristen, Muslim, dan Yahudi menambah ketegangan situasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di saluran Telegram kementerian.
Kementerian Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs webnya bahwa situasi di Yerusalem menunjukkan hanya kesepakatan politik yang dapat memastikan penyelesaian berkelanjutan dari konflik yang telah berlangsung lama. "Kami berangkat dari fakta bahwa tidak ada alternatif untuk memulai kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel di bawah kerangka hukum yang disetujui oleh PBB, berdasarkan prinsip dua negara," katanya.
Rusia menuntut diakhirinya semua tindakan sepihak yang merusak prospek penyelesaian dan penghormatan terhadap status quo tempat-tempat suci Yerusalem, yang mencakup akses bebas oleh perwakilan semua agama. "Kami mencatat peran khusus perwalian Hashemite terhadap tempat suci di kota ini," katanya.
Moskow juga meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperhatikan penyelesaian Israel-Palestina. Rusia mendesak PBB untuk melibatkan potensi misi Timur Tengah untuk analisis menyeluruh dari peristiwa yang bertujuan untuk menemukan alasan awal spiral terbaru dari kekerasan dan menyusun rekomendasi untuk pemulihan stabilitas.
Kementerian mengingatkan bahwa pada 25 April Dewan Keamanan PBB berencana mengadakan pertemuan tentang situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina. Rusia menyebutnya sebagai kesempatan yang baik untuk menyajikan analisis semacam itu.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki pada hari Rabu setelah polisi Israel menahan sekitar 350 jamaah dari dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. Kekerasan terus berlanjut.
Pada Kamis malam, sebanyak 34 roket ditembakkan dari wilayah Lebanon ke Israel. Ini merupakan terbesar di sepanjang perbatasan sejak Israel dan Hizbullah berperang selama 34 hari pada 2006.
Dua puluh lima roket dicegat oleh pertahanan udara Israel, sementara lima roket mendarat di wilayah Israel, menurut pernyataan militer. Tidak ada kelompok yang mengklaim serangan itu.
Sebagai balasan atas serangan itu, jet-jet Israel menghantam lokasi-lokasi di Gaza pada dini hari Jumat, 7 April 2023. Ledakan mengguncang berbagai wilayah di Gaza, ketika Israel mengatakan jetnya mencapai sasaran termasuk terowongan dan lokasi pembuatan senjata Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa musuh Israel akan membayar harga atas tembakan roket lintas-perbatasan dari Lebanon pada Kamis, 6 April 2023. "Kami akan menyerang musuh kami dan mereka akan membayar harga untuk setiap tindakan agresi," kata Netanyahu dalam rapat kabinet, Kamis, 6 April 2023.
ANADOLU | AL JAZEERA
Pilihan Editor: WHO Tuding Cina Sengaja Sembunyikan Asal Usul Virus Covid-19