TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Rusia yang bertempur di Ukraina mengeluhkan pembayaran gaji yang tertunda, menurut laporan kantor berita independen Verstka akhir Maret lalu.
Menurut anggota keluarga tentara Rusia, mereka belum menerima pembayaran gaji. Ada pula beberapa tentara yang belum dibayar sama sekali, menurut laporan tersebut.
Verstka mengidentifikasi tren tersebut dengan memeriksa serangkaian halaman tematik dan obrolan di situs media sosial VKontakte. Keluhan tentang pembayaran gaji mulai muncul awal Maret lalu. "Apakah kita akan mulai bertarung secara gratis?" tanya seorang pengguna VKontakte.
Mereka yang terkena dampak termasuk tentara profesional dan yang baru-baru ini mendaftar di ketentaraan. Pembayaran gaji juga belum diterima pasukan yang menjalani wajib militer ke Ukraina.
Valentina Melnikova, yang mengepalai Komite Ibu Tentara Rusia, mengatakan penundaan pembayaran gaji tentara kemungkinan besar disebabkan oleh hampir runtuhnya birokrasi militer Rusia. Hal ini menyulitkan pemerintah Rusia melacak sejumlah besar tentara tambahan yang berperang di Ukraina.
“Kami tidak pernah memiliki begitu banyak orang yang terlibat dalam konflik sebelumnya. Baik sukarelawan maupun yang dimobilisasi, tidak pernah. Tidak ada pengalaman bekerja dengan personel seperti itu,” kata Verstka mengutip pernyataan Melnikova.
Menurut pernyataan resmi, gaji awal seorang tentara Rusia yang bertempur di Ukraina adalah 195.000 rubel atau setara US$ 2.535 per bulan, hampir 14 kali lebih tinggi dibandingkan gaji rata-rata di beberapa wilayah Rusia. Selain gaji, prajurit Rusia juga berhak menerima berbagai bonus tergantung pada pangkat, tingkat kualifikasi dan jumlah tahun bertugas di ketentaraan.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin, 3 April 2023, meneken dekrit memberikan dana khusus untuk mendukung tentara yang berperang di Ukraina dan keluarga mereka. Keputusan yang mendukung "Pembela Tanah Air" itu diterbitkan di situs web resmi pemerintah.
"Langkah-langkah tersebut ditujukan untuk memastikan kehidupan yang layak bagi tentara yang terlibat dalam serangan Ukraina, dan untuk pasangan serta anak-anak mereka," menurut dekrit tersebut.
Putin telah mengumumkan langkah dukungan finansial terhadap para tentara Rusia di Majelis Federal pada 21 Februari 2023, hampir setahun setelah dia mengirim pasukannya ke Ukraina.
"Tugas kita adalah mendukung keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai dan membantu mereka membesarkan anak-anak mereka dan memberi pendidikan dan pekerjaan," kata Putin saat itu.
"Dana tersebut diberikan kepada keluarga para pejuang yang gugur, serta para veteran operasi militer khusus," kata Putin pada Februari.
THE MOSCOW TIMES
Pilihan Editor: Tampil di Sampul Playboy, Politisi Feminis Prancis Dikecam