TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia yang dimobilisasi dalam pertempuran di Ukraina, mengeluh soal senjata tua yang digunakan. Mereka juga mengatakan kurangnya komando yang efektif dan dikirim sebagai umpan meriam. Sejak awal perang, banyak laporan tentang pasukan Rusia dengan semangat rendah, kurang pelatihan dan peralatan, terutama untuk pasukan yang dimobilisasi oleh Presiden Vladimir Putin.
Dalam klip terbaru yang beredar pada Senin, muncul keluhan pasukan Rusia di media sosial. Melalui akun Twitter War Translated, beredar video sekelompok tentara Rusia di lokasi yang dirahasiakan di belakang seorang pria. "Kami memohon kepada panglima tertinggi Vladimir Putin," ujar pria itu di dalam video. Dia mengatakan mereka direkrut dari wilayah Kaliningrad, Murmansk, dan Arkhangelsk Rusia dan bertugas di Brigade Bermotor ke-5.
Dia antara lain mengeluh bagaimana resimennya tidak diberi strategi atau taktik apa pun. Mereka juga telah dikirim ke medan perang tanpa kerjasama dengan komandan, kurangnya dukungan persenjataan dan tidak ada cara untuk melakukan pengawasan siang dan malam.
"Kami kekurangan kendaraan lapis baja dan dukungan artileri menjelang penyerangan," katanya. "Senjata dari tahun 1940-an digunakan, termasuk mortir."
Dia juga mengungkapkan bahwa tidak ada pengintaian udara, tidak ada perintah pertempuran tertulis dan bahwa kelompok itu dipersiapkan untuk pertahanan teritorial, bukan sebagai unit penyerangan. Selama serangan pertamanya, enam pasukan resimen tewas dalam satu parit.
"Kami meminta Anda (Putin) untuk memberikan perhatian yang ketat pada persiapan penyerangan oleh brigade tersebut," katanya. Ia menambahkan bahwa tindakan hukuman terhadap mereka karena perusuh sudah disiapkan, termasuk dikurung di ruang bawah tanah.
"Kami tidak memiliki perusuh," katanya. "Kami semua berusia 30 hingga 40 tahun, kami memiliki keluarga dan anak-anak serta pendidikan tinggi."
Pria lain dalam kelompok itu mengeluh tentang kendaraan tempur tua. "Orang mati sia-sia, orang dikirim ke serangan frontal, dikirim ke lapangan kosong di abad ke-21," kata tentara yang tidak disebutkan namanya itu.
"Kita tidak bisa bertarung seperti itu dan kami tidak akan meraih kemenangan dengan sedikit korban jiwa. Sementara di front lain, personel Rusia dipertahankan demi kendaraan dan artileri, kebalikannya terjadi di sini."
"Kami bukan daging, kami siap bertarung dengan bermartabat," ujarnya.
Belum ada keterangan apapun dari Kementerian Pertahanan Rusia tentang pernyataan pria tersebut. Analis Barat mencatat bagaimana Rusia mengandalkan peralatan yang lebih tua dalam perang di Ukraina.
Intelijen Inggris sebelumnya menyatakan bahwa pasukan cadangan Rusia yang bertugas di garis depan di Ukraina diperintahkan untuk berperang dengan sekop buatan tahun 1869 atau yang berusia lebih dari satu abad. Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan bahwa akhir bulan lalu, tentara Moskow dipaksa untuk menyerang tentara Ukraina dari jarak dekat hanya berbekal senjata api dan sekop.
Kementerian Inggris berkomentar bahwa sekop kemungkinan besar mengacu pada MPL-50 edisi standar yang digunakan untuk pertarungan tangan kosong, yang dirancang pada 1869, dua tahun setelah pemerintahan Tsar Nicholas II yang hancur. Menurut buletin tersebut, alat pertahanan yang digunakan untuk pertarungan tangan kosong sebagian besar tetap tidak berubah selama 154 tahun terakhir.
NEWSWEEK | DAILY MAIL
Pilihan Editor: Anggota DPR AS Usulkan RUU Pelarangan TikTok, Gedung Putih Mendukung