TEMPO.CO, Jakarta - Kerumunan besar berkumpul di Meksiko, Minggu, 26 Februari 2023, untuk mengutuk tindakan pemerintah yang mengecilkan otoritas pemilu sebagai ancaman terhadap demokrasi, yang tampaknya menjadi protes terbesar sejauh ini terhadap pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.
Penyelenggara mengatakan lebih dari 500.000 orang berkumpul di Mexico City, dengan rekaman video di media sosial yang menunjukkan lapangan Zocalo tengah dijejali pemrotes, yang juga tumpah ruah ke jalan-jalan penghubung. Seorang petugas polisi yang ada di sana mengatakan ia mendengar jumlahnya setengah juta, sementara yang lain memperkirakan lebih sedikit.
Kongres Meksiko Rabu, menyetujui perombakan besar-besaran Institut Pemilihan Nasional (INE), sebuah badan independen yang diserang Lopez Obrador sebagai korup dan tidak efisien.
Presiden berusia 69 tahun itu membantah perubahan-perubahannya itu akan melemahkan demokrasi Meksiko. Para pengkritik bersumpah untuk membawa undang-undang, yang memangkas anggaran dan staf INE juga mengurangi tanggung jawabnya, ke Mahkamah Konstitusi.
Veronica Echevarria, seorang psikolog berusia 58 tahun dari Mexico City yang hadir dalam protes tersebut, mengatakan ia takut perombakan INE adalah upaya pemerintah untuk tetap berkuasa. Lopez Obrador membantahnya.
“Kami berjuang untuk membela demokrasi kita,” kata Echevarria, mengenakan sebuah topi berbordir "Hands off the INE."
Ia dan ribuan orang lain berkumpul di Zocalo, Minggu pagi, banyak dari mereka yang memegang bendera Meksiko dan mengenakan baju pink, warna INE. Teriakan "Viva Mexico!" dan "Lopez out!" bergema secara berkala ketika massa bergerak maju.
Zocalo telah bertahun-tahun menjadi rumah bagi banyak protes yang dipimpin oleh Lopez Obrador, baik sebagai presiden maupun selama karier panjangnya sebagai momok oposisi bagi pemerintahan Meksiko.
INE dan pendahulunya memainkan peran penting dalam menciptakan sebuah demokrasi plural yang pada 2000 mengakhiri dekade kekuasaan satu partai, menurut banyak analis politik,
Fernando Belaunzaran, seorang politikus oposan yang membantu mengatur protes-protes ini, berargumen perubahan-perubahan INE melemahkan sistem pemilu Meksiko dan meningkatkan risiko perselisihan yang membayangi pemilu 2024 ketika pengganti Lopez Obrador dipilih.
"Biasanya presiden mencoba untuk memiliki pemerintahan dan stabilitas untuk suksesi mereka, tetapi presiden yang ini menciptakan ketidakpastian," kata Belaunzaran. "Dia bermain api."