TEMPO.CO, Jakarta - Badan Cuaca (BMKG) Jepang memastikan tidak ada dampak tsunami dari erupsi Gunung Semeru di Indonesia pada Minggu, 4 Desember 2022. Seperti dilaporkan lembaga penyiaran publik NHK, BMKG Jepang sempat memperingatkan bahwa tsunami dapat tiba di pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14:30 waktu setempat, setelah letusan besar gunung berapi Semeru.
Baca: Hingga Pagi Ini, Gunung Semeru Masih Semburkan Awan Panas dan 6 Kali Gempa Guguran
Menurut laporan, letusan terjadi di Gunung Semeru, Jawa Timur, sekitar pukul 11:18 WIB pada Minggu. Gunung Semeru, hingga pagi ini Senin 5 Desember 2022, masih mengeluarkan awan panas guguran dengan amplitudo 25 mm dan lama gempa 386 detik.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Mukdas Sofian di Gunung Sawur mengatakan bahwa aktivitas Gunung Semeru pada periode pengamatan 5 Desember 2022 pukul 00.00-06.00 WIB mengalami satu kali awan panas guguran dengan amplitudo 25 mm dan lama gempa 386 detik.
"Hasil pengamatan kegempaan hari ini selama enam jam, Gunung Semeru juga mengalami 29 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 65-120 detik," tuturnya dalam keterangan tertulis Senin 5 Desember 2022.
Aktivitas Semeru juga terekam enam kali gempa guguran dengan amplitudo 1-8 mm dan lama gempa 50-140 detik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh. "Pengamatan visual, Gunung Semeru terlihat jelas, teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga sedang yang tingginya mencapai 500 meter dari puncak, kemudian angin lemah ke arah barat daya," katanya.
Status Gunung Semeru mengalami kenaikan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) sejak 4 Desember 2022 pada pukul 12.00 WIB. Pusat Vulkanolologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan beberapa rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Kemudian mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Simak: Semeru Erupsi Menerus, Luncuran Awan Panas Guguran 13 Kilometer
REUTERS | NHK | ANTARA