TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, negaranya telah berbuat banyak untuk mengikis rasisme namun masih belum sepenuhnya hilang. Hal itu dikatakannya menyusul kontroversi yang melibatkan ibu baptis Pangeran William.
Pada Rabu, 30 November 2002 lalu, seorang anggota keluarga kerajaan Inggris harus menanggalkan statusnya setelah membuat komentar yang "tidak dapat diterima dan sangat disesalkan" tentang ras dan kewarganegaraan kepada seorang wanita pada resepsi akbar di Istana Buckingham, kata seorang juru bicara.
Ngozi Fulani, yang lahir di Inggris dan bekerja untuk kelompok anti-kekerasan dalam rumah tangga, menulis di Twitter bahwa staf kerajaan telah berulang kali bertanya kepadanya, "Dari Afrika mana Anda berasal?" ketika dia menghadiri acara yang diselenggarakan oleh istri Raja Charles, Camilla, pada Selasa.
Media Inggris mengidentifikasi staf kerajaan itu sebagai Lady Susan Hussey, ibu baptis Pangeran William.
Berbicara kepada Sky News, Kamis, 1 Desember 2022, Sunak menolak untuk mengomentari insiden tersebut secara langsung tetapi mengatakan dia telah mengalami rasisme yang tumbuh di Inggris.
"Rasisme yang saya alami sebagai anak-anak dan remaja saya rasa tidak akan terjadi hari ini karena negara kita membuat kemajuan luar biasa dalam mengatasi rasisme," katanya.
"Tetapi pekerjaan itu tidak pernah selesai dan itulah mengapa setiap kali kita melihatnya kita harus menghadapinya dan itu benar bahwa kita terus belajar dan bergerak menuju masa depan yang lebih baik."
William dan istrinya Kate Middleton, saat ini berada di Boston,
REUTERS