Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia Suzie Sudarman melihat absennya Jokowi ke Sidang Umum PBB tidak terlalu bermasalah, sebab tidak ada urgensi kritis seperti masalah pelanggaran kedaulatan negara.
Ia menyebut forum itu bisa menjadi lokasi terjadinya upaya penekanan terhadap kepala negara oleh negara-negara yang lebih kuat.
"Jokowi tidak terlalu mengutamakan pernyataan-pernyataan yang bisa memicu konflik karena pertemuan tingkat internasional pasti akan banyak pertanyaan wartawan dan desakan beberapa negara adidaya terhadap Indonesia," kata Suzie kepada Tempo.
Alasan absennya Jokowi ke Sidang Umum PBB tidak segera jelas. Istana belum memberikan pernyataan resmi.
Kementerian Luar Negeri enggan menjelaskan masalah ini juga. "Nanti ada press briefing Kamis," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat ditemui seusai acara di kawasan Senayan, Senin, 12 September 2022.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Tri Tharyat mengatakan Indonesia akan membawa misi presidensi G20 dan keberlangsungan forum tersebut di Sidang Umum PBB mendatang.
"Tiga isu yang kita usung, yakni ketahanan energi, transisi digital ekonomi, dan arsitektur kesehatan global," kata Tri saat jumpa pers di Jakarta, Senin, 12 September 2022. Sementara, Berdasarkan website resmi PBB, acara-acara utama dari Sidang Umum PBB tersebut meliputi transformasi pendidikan, hak-hak minoritas, dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Fitriani menyoroti masalah dalam negeri yang tengah dihadapi Jokowi sebagai pantangan untuk berpergian ke Sidang Umum PBB, seperti kenaikan BBM dan isu kebocoran data. Sementara pendekatan dengan para pemimpin negara-negara G20 untuk membahas isu global bisa dilakukan langsung di Bali saat konferensi tingkat tinggi.
Kendati demikian, ia menganggap Presiden Jokowi bukan seseorang yang ingin tampil di dunia internasional.
"Mungkin terdapat kekhawatiran bahwa beliau datang juga tidak membawa perubahan yang berarti dibandingkan jika beliau bekerja di dalam negeri, sehingga beliau mempercayakan sidang kepada Menteri-nya," imbuh akademisi lulusan Cranfield University itu.