Dalam peristiwa ini, dua perwira militer Korea Selatan menjadi korban. Korea Selatan sendiri menuduh Korea Utara sebagai dalang penyebab dibalik peristiwa tersebut. Akibatnya, 6 hari berselang pemerintah Korea Selatan ialah mengaktifkan kembali siaran propaganda anti-Pyongyang melalui alat pengeras suara yang dipasang di sepanjang DMZ bagian Selatan.
- Warisan Perang Dunia II
Berawal dari usainya Perang Dunia II, Semenanjung Korea dibagi menjadi 2 (dua) bagian, Utara dan Selatan. Pembagian ini dilakukan oleh para pemenang Perang Dunia II yang dipimpin oleh AS dan Uni Soviet (US).
Wali Utara ialah Soviet, sedangkan wali Selatan adalah AS. Sebagai pemenang Perang, AS dan US berhak atas perwalian atau trusteeship negara-negara kalah perang beserta wilayah jajahannya. Salah satu negara yang kalah perang ialah Jepang, di mana salah satu wilayah jajahannya meliputi Semenanjung Korea.
Proses pembagian wilayah ini sendiri dilakukan melalui beberapa perjanjian. Perjanjian-perjanjian ini dilakukan di antara para wali atau yang dikenal sebagai trustees.
Berbagai perjanjian tersebut di antaranya ialah perjanjian yang ditandatangani di Kairo pada Desember 1943, lalu di Yalta pada April 1945, lalu di Moskow pada September 1945, lalu di New York pada November 1947, kemudian di New York lagi pada Juni 1950, serta di Panmujom pada Juli 1953. Sejak itu, kedua Korea selalu berada dalam posisi yang berseberangan, baik secara politik, sosial maupun ekonomi
Singkat cerita, pada 25 Juni 1950 tereskalasi menjadi perang terbuka ketika pasukan Korea Utara menyeberang garis parallel 38° dan menyerang Korea Selatan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di bawah instruksi AS, membantu Korea Selatan dalam melakukan resistensi terhadap invasi Korea Utara dan mendesak Korea Utara hingga ke Sungai Yali yang letaknya melebihi garis parallel. Melihat kondisi ini, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) meluncurkan pasukannya untuk membantu Korea Utara dengan bantuan persenjataan Uni Soviet.
Perang ini merupakan proxy war dengan adanya keterlibatan 2 superpower, yakni AS dan Soviet yang tengah bertikai dalam Perang Dingin. Hingga akhirnya pertikaian diakhiri dengan penandatanganan gencatan senjata pada 1953 dan DMZ, Panmunjom menjadi salah satu simbolnya.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Kim Jong Un Terkejut Ajakan Twitter Donald Trump Bertemu di DMZ
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.