Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korea Utara Melaporkan Tidak Ada Kasus COVID-19 Baru

Reporter

image-gnews
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker saat memeriksa apotek di tengah wabah Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara pada 15 Mei 2022.  Korea Utara telah memobilisasi militernya untuk mendistribusikan obat-obatan COVID dan mengerahkan lebih dari 10.000 petugas kesehatan untuk membantu melacak pasien potensial terkena Covid-19. KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker saat memeriksa apotek di tengah wabah Covid-19 di Pyongyang, Korea Utara pada 15 Mei 2022. Korea Utara telah memobilisasi militernya untuk mendistribusikan obat-obatan COVID dan mengerahkan lebih dari 10.000 petugas kesehatan untuk membantu melacak pasien potensial terkena Covid-19. KCNA
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKorea Utara melaporkan tidak ada kasus COVID-19 baru pada Sabtu 30 Juli 2022. Seperti dilansir France24, ini pertama kali Pyongyang tidak memiliki tambahan kasus sejak pengakuannya tentang wabah COVID-19 pada pertengahan Mei.

"Tidak ada pasien demam baru yang dilaporkan selama 24 jam sejak Kamis malam,” kata Kantor berita resmi pemerintah Korea Utara KCNA. Media pemerintah mengatakan, 204 pasien demam sedang dalam perawatan hingga Jumat lalu.

Pada awal bulan ini, Pyongyang mengklaim dapat meredakan krisis virus korona pertama yang diumumkan secara publik. KCNA mengatakan, 99,99 persen dari 4,77 juta pasien demam sejak akhir April telah pulih sepenuhnya. Namun, karena kurangnya pengujian, mereka belum merilis angka orang yang dites positif terkena COVID-19.

Para ahli penyakit menular meragukan klaim kemajuan Korea Utara. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu meyakini situasinya justru semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah tidak adanya data independen. Korea Utara juga belum memvaksinasi satu pun dari sekitar 25 juta penduduknya, setelah menolak vaksin yang ditawarkan oleh WHO.

Laporan terbaru Korea Utara tentang jumlah kematian di antara pasien demam mencapai 74 orang pada 5 Juli. Shin Young-jeon, profesor di sekolah kedokteran Hanyang University di Seoul, mengatakan angka kematian yang rendah seperti itu hampir mustahil.

"Ini bisa disebabkan oleh kombinasi dari kurangnya kapasitas pengujian, masalah penghitungan mengingat fakta bahwa orang tua memiliki peluang lebih tinggi untuk meninggal akibat COVID-19 sebagian besar dari rumah, dan alasan politik bahwa kepemimpinan tidak ingin mempublikasikan jumlah kematian yang besar," tulisnya seperti dilansir Reuters.

Shin mengatakan, mungkin ada hingga 50.000 kematian. Perkiraan ini mengingat jumlah kasus demam, tingkat kematian umum yang dilaporkan di tempat lain, dan kemungkinan kasus yang tidak dilaporkan.

Terlepas dari klaim nol kasus baru, Korea Utara kemungkinan akan mempertahankan pengawasan sosial yang ketat. Aturan ini telah diberlakukan sebagian dengan menggunakan pandemi sebagai dalih selama sistem pencegahan epidemi darurat maksimum ada.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Korea Utara menyalahkan wabah COVID-19 pada hal-hal asing di dekat perbatasannya dengan Korea Selatan. Pemerintah mendesak rakyatnya untuk menghindari apa pun yang datang dari luar.

"Karena media pemerintah juga telah berbicara tentang varian, apakah atau kapan mereka akan melonggarkan aturan virus dan mencabut penguncian perbatasan masih harus dilihat,” kata pejabat di kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar-Korea.

Kemungkinan deklarasi kemenangan Pyongyang melawan COVID-19 dapat menjadi awal untuk memulihkan perdagangan yang telah lama terhambat oleh pandemi. Volume perdagangan anjlok 17,3 persen menjadi US$710 juta tahun lalu di tengah penutupan perbatasan yang ketat.

Korea Utara untuk sementara memulai kembali operasi kereta barang dengan Cina awal tahun ini. Namun, menangguhkannya lagi pada April karena meningkatnya kekhawatiran akan penyebaran COVID-19.

Baca juga: Masih Hadapi COVID-19, Korea Utara Dilanda Wabah Lain

SUMBER: FRANCE24

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

21 jam lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Bendera Rusia dan Korea Utara berkibar di Kosmodrom Vostochny, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/Artem Geodakyan/Pool via  REUTERS
Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.