TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina menentang Kanada yang akan memulangkan sebuah turbin ke Gazprom, yakni sebuah BUMN gas alam milik Rusia. Turbin tersebut digunakan untuk mensuplai gas alam ke Jerman.
Penolakan dari Ukraina tersebut, lantaran Rusia sedang dijatuhkan sanksi-sanksi. Gazprom pada bulan lalu telah memangkas kapasitasnya ke Nord Stream 1 sampai 40 persen. Pengurangan sampai sebesar itu, tak pernah dilakukan sebelumnya.
“Sanksi-sanksi yang diberlakukan melarang transfer segala peralatan yang terkait. Kalau aturan sudah melarang, keputusan sudah disetujui, maka kami pasti akan mengimbau rekan-rekan kami di Eropa agar pendekatan mereka dievaluasi kembali. Sebab jika negara-negara itu tidak mengikuti apa yang sudah diputuskan perihal sanksi-sanksi yang sudah disetujui, maka bagaimana kita bisa bicara soal solidaritas?,” kata sumber di Kementerian Energi Ukraina.
Kementerian Sumber Daya dan Mineral Kanada enggan mengomentari hal ini. Sikap bungkam, juga diperlihatkan oleh dua menteri di Jerman, yakni Menteri Ekonomi dan Menteri Luar Negeri Jerman.
Sumberi Kementerian Energi Ukraina mengatakan Ukraina telah memberikan informasi bahwa Kanada sudah siap memberikan turbin ke Gazprom. Hanya saja, belum ada keputusan yang dibuat. Kanada dan Jerman, disebut sumber tersebut, tidak mau turbin tersebut menjadi sebuah pengecualian bagi Rusia untuk mencabut suplai gas yang dialirkan melalui pipa Nord Stream 1.
Sebelumnya pada Juni 2022, Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, melobi Kanada agar jangan memulangkan turbin ke Gazprom. Gazprom adalah BUMN bidang gas alam raksasa dari Rusia.
Galushchenko menyebut Rusia masih punya cukup banyak kapasitas melalui rute-rute transitnya untuk menjaga suplai tanpa harus ada turbin dari Kanada ini. Ukraina menuduh Moskow menggunakan suplai gas alam sebagai senjata untuk menekan sekutu-sekutunya di Eropa, yang memilih mendukung Ukraina untuk membela diri dari invasi sejak 24 Februari 2022.
“Masih ada tujuh turbin dan ini hanyalah salah satu diantaranya. Turbin-turbin itu sekarang bisa beroperasi dalam kapasitas penuh,” kata sumber di Kementerian Energi Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Wartawan Jerman Teriaki Kedatangan Sergei Lavrov ke Rapat G20 Bali
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.