TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Shanghai menyatakan akan melanjutkan pembatasan ketat bahkan di distrik-distrik yang berhasil memotong penularan COVID-19 menjadi nol. Sebabnya jumlah kasus Corona di luar area karantina di seluruh kota meningkat lagi.
Distrik Jingan, dengan penduduk hampir 1 juta orang megatakan tak akan mengizinkan penduduknya keluar dari kompleks perumahan untuk menghindari orang berkerumum. Begitu pula di distrik Chongming yang terletak di pulau terpencil. Pada konferensi pers reguler, wakil gubernur distrik Chongming mengatakan akan tetap memberlakukan pembatasan meskipun telah melaporkan nol kasus di luar daerah karantina, Sebanyak 90 persen dari 640.000 atau lebih penduduknya semestinya telah diizinkan meninggalkan rumah mereka.
Supermarket akan tetap tutup, kendaraan tidak akan diizinkan beroperasi dan hanya satu orang dari setiap rumah tangga yang diizinkan meninggalkan rumah setiap hari di beberapa kota di Chongming, kata wakil gubernur Zhang Zhitong.
Shanghai melaporkan 15.861 kasus virus corona tanpa gejala lokal baru pada Rabu. Angka itu turun dibandingkan sehari sebelumnya 16.407 kasus. Adapun kasus bergejala mencapai 2.634, naik dari 2.494. Ada 441 kasus baru di luar area karantina, naik dari 390 sehari sebelumnya.
Sebuah video seorang warga distrik Jingan yang memprotes penguncian wilayah kepada seorang pejabat komite lingkungan beredar luas di media sosial China pada Rabu malam. Penduduk tersebut bertanya berulang kali mengapa dia tidak bisa pergi ke luar meskipun tinggal di daerah di mana meninggalkan rumah diperbolehkan. Namun pejabat tersebut tetap tak memberi izin.
Shanghai mencatat kasus kematian sebanyak 8 orang pada Rabu. Sehingga jumlah kematian akibat Corona saat ini menjadi 25 dalam empat hari terakhir.
Namun angka itu diperkirakan jauh lebih tinggi dari sebenarnya. Banyak penduduk Shanghai menyatakan anggota keluarga mereka telah meninggal akibat Covid-19 sejak awal Maret. Namun kasus tersebut tidak dimasukkan dalam statistik resmi. Pemerintah Shanghai tidak menanggapi pertanyaan mengenai jumlah korban tewas.
Media pemerintah melaporkan pada hari Kamis bahwa pemerintah Shanghai sedang menyelidiki tiga pejabat rumah duka karena menolak memberikan layanan pemakaman. Penolakan itu dengan alasan Covid-19.
Shanghai memerintahkan hampir semua penduduk tinggal di rumah pada awal April setelah kasus virus Corona mulai melonjak. Shanghai lockdown menyebabkan banyak penduduk kehilangan pendapatan, kesulitan mendapatkan makanan, terpisah dari keluarga dan kondisi karantina yang buruk.
Baca: Corona di China Tak Terkendali, AS Perintahkan Diplomatnya Tinggalkan Shanghai
REUTERS