Rusia meminta agar Dewan Keamanan PBB bersidang pada hari Senin untuk membahas apa yang disebut Moskow sebagai "provokasi oleh radikal Ukraina" di Bucha.
Kementerian pertahanan di Moskow menggambarkan foto dan video dari kota itu sebagai "pertunjukan yang dipentaskan."
Rusia sebelumnya membantah menargetkan warga sipil dan menolak tuduhan kejahatan perang dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" yang ditujukan untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Ukraina mengatakan telah diserang tanpa provokasi.
Pada hari Sabtu, Reuters melaporkan adanya mayat di kuburan massal dan masih tergeletak di jalan, sementara pada hari Minggu walikota Bucha, Anatoliy Fedoruk, menunjukkan kepada wartawan dua mayat dengan kain putih diikatkan di tangan mereka, salah satunya tampaknya telah ditembak di mulut.
Oleksiy Arestovych, ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan pasukan Ukraina menemukan mayat wanita yang telah diperkosa dan dibakar serta mayat pejabat dan anak-anak.
Walikota Bucha mengatakan 300 warga tewas selama pendudukan sebulan oleh tentara Rusia.
Menteri luar negeri Ukraina meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengumpulkan bukti dari apa yang disebutnya kejahatan perang Rusia, sementara menteri luar negeri Prancis dan Inggris mengatakan negara mereka akan mendukung penyelidikan semacam itu.
Namun, para ahli hukum mengatakan penuntutan terhadap Putin atau para pemimpin Rusia lainnya akan menghadapi rintangan tinggi dan bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Human Rights Watch mengatakan telah mendokumentasikan "beberapa kasus pasukan militer Rusia yang melakukan pelanggaran hukum perang" di wilayah Ukraina di Chernihiv, Kharkiv dan Kyiv.
Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengatakan jaksa yang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang oleh Rusia telah menemukan 410 mayat di kota-kota dekat Kyiv, 140 di antaranya telah diperiksa.