TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin tetap menuntut agar gas Rusia dibayar dengan mata uang rubel terhitung mulai Jumat, 1 April 2022. Jika tidak menuruti tuntutan ini, maka suplai gas mereka akan terputus.
Pernyataan itu disampaikan oleh Putin setelah Jerman dan sebagian besar negara-negara Eropa menolak permintaan Rusia tersebut. Mereka yang menolak, menyebut ini sebagai pemerasan.
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk membahas insiden baru-baru ini dengan kapal selam laut dalam Rusia, yang terbakar di wilayah Laut Barents, di Moskow, Rusia 4 Juli 2019. [Sputnik / Mikhail Klimentyev / Kremlin via REUTERS]
Putin menerbitkan dekrit pada Kamis, 30 Maret 2022 yang menyebut negara-negara Eropa bisa menghadapi kemungkinan kehilangan pasokan gas dari Rusia sampai lebih dari satu pertiga dari suplai gas yang biasa mereka beli dari Rusia.
Jerman, yang sangat bergantung pada gas Rusia, secara aktif mulai menyusun rencana darurat sehingga bisa membuat rasio penggunaan gas menjadi dijatah. Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa.
Ekspor energi telah menjadi langkah balasan bagi Putin kepada negara-negara Barat yang menjatuhkan sanksi ke Negeri Beruang Merah karena invasi Rusia ke Ukraina. Sanksi Barat menyerang bank-bank Rusia, perusahaan, pengusaha hingga individu yang punya sangkut-paut dengan Kremlin. Moskow berkeras apa yang mereka lakukan ke Ukraina adalah operasi militer khusus.
“Mereka yang membeli gas dari Rusia harus membuka rekening rubel di bank-bank Rusia. Sebab dari rekening itu, semua pembayaran dilakukan agar gas bisa dikirimkan. Ini berlaku mulai besuk atau 1 April 2022,” kata Putin.
Dikatakan Putin, jika pembayaran seperti itu tidak dituruti, pihaknya akan menganggap si pembeli tersebut telah gagal (default). Mereka pun akan menerima konsekuensinya (gas tidak dikirim).
“Tidak ada yang memberi kami barang gratisan dan kami pun tidak akan melakukan sedekah. Sudah cukup, kontrak-kontrak yang ada akan dihentikan,” kata Presiden Putin dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Di Balik Dukungan Kepala Desa untuk Jokowi 3 Periode
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.