TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Kamis, 24 Maret 2022, tepat satu bulan Rusia menginvasi Ukraina. Konflik di medan peperangan makin memburuk, menandakan belum adanya tanda de-eskalasi dan solusi untuk masalah ini.
Inggris mengecam keras penyerangan Rusia terhadap Ukraina ini karena terjadi pelanggaran besar-besaran terhadap hukum internasional, kedaulatan, dan integritas teritorial.
"Serangan brutal dan membabi buta Rusia telah menciptakan bencana kemanusiaan," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, saat ditemui di Gedung Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022.
Dia menilai, Rusia rejim Vladimir Putin ini, juga tidak mematuhi aturan dan norma yang menopang stabilitas, perdamaian, serta keamanan di seluruh dunia.
Jenkins juga menyoroti gelombang disinformasi dari Rusia dan sumber-sumbernya yang begitu masif dalam perang Ukraina ini. Kremlin, menurut Jenkins, menjustifikasi perang dengan berita-berita bohong dan mengalihkan perhatian dari kesalahan mereka sendiri.
"Di Rusia sendiri, hukuman penjara 15 tahun karena menyebarkan 'disinformasi' tentang perang, harus diterapkan agar orang tidak melakukan protes," ujar Jenkins.
Sejauh ini, Inggris telah membekukan aset bank Rusia senilai 300 miliar pound atau senilai Rp 5,6 kuadriliun. Pengoprasian Bank Rusia dengan aset global sebesar 348 miliar pound atau senilai Rp 6,4 kuadriliun, serta Bank Sentral di Moskow, juga telah diputuskan. Selain itu, Inggris juga menghapus bank-bank penting Rusia dari SWIFT atau sistem pembayaran internasional.
Inggris memberikan sanksi kepada lebih dari 1000 individu, entitas, dan anak perusahaan sejak invasi Putin ke Ukraina. Lebih dari 3 juta perusahaan Rusia yang mengumpulkan uang di pasar modal Inggris, termasuk Gazprom, telah dilarang, sehingga Negeri Beruang Merah itu tidak dapat mengumpulkan dana lagi di Negeri Ratu Elizabeth.
Sementara itu, ada tambahan tarif impor sebesar 35 persen bagi barang dari Rusia dan Belarusia. Larangan ekspor barang mewah kelas atas ke Rusia juga diberlakukan. Inggris pun melarang pesawat Rusia untuk beroperasi di wilayah udara negaranya, begitu pun dengan kapal.
Ratusan juta pound sterling juga telah disumbangkan oleh Inggris ke Ukraina. Bantuan itu termasuk dana pada bidang kemanusiaan, ekonomi, energi, logistik, dan militer.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia di kawasan.