TEMPO.CO, Jakarta - Tiga perdana menteri dari Polandia, Ceko, dan Slovenia menuju ke Kyiv dengan kereta api pada Selasa, 15 Maret 2022, untuk menunjukkan dukungan kepada Ukraina.
Ini merupakan kunjungan pertama pemimpin luar negeri sejak negara itu dibombardir Rusia 24 Februari lalu.
Berkunjungnya para pemimpin asing ini menjadi simbol mencolok dari keberhasilan Ukraina sejauh ini dalam menangkis serangan yang diyakini negara-negara Barat bertujuan untuk merebut Kyiv beberapa minggu lalu.
"Adalah tugas kita untuk berada di tempat sejarah ditempa. Karena ini bukan tentang kita, tetapi tentang masa depan anak-anak kita yang layak hidup di dunia yang bebas dari tirani," kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang melintasi perbatasan bersama PM Ceko Petr Fiala dan Janez Jansa dari Slovenia.
Fiala mengatakan tujuan kunjungan ini adalah "untuk mengkonfirmasi dukungan tegas dari seluruh Uni Eropa untuk kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina."
Kunjungan itu dilakukan pada saat para pejabat Ukraina berharap perang bisa berakhir lebih cepat dari yang diperkirakan, dengan mengatakan Moskow mungkin akan menerima kegagalannya untuk memaksakan pemerintahan baru di Kyiv.
Dalam petunjuk terbaru tentang kompromi, Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada hari Selasa bahwa Kyiv siap menerima jaminan keamanan sebagai pengganti dari keanggotaan aliansi NATO, yang ditentang Moskow.
Ukraina memahami bahwa mereka belum memiliki pintu terbuka untuk bergabung dengan NATO, Zelenskiy mengatakan dalam sebuah pesan video, "Jika kita tidak dapat masuk melalui pintu terbuka, maka kita harus bekerja sama dengan asosiasi yang dapat membantu kita, melindungi kita. .. dan memiliki jaminan terpisah."
Pembicaraan damai antara delegasi Rusia dan Ukraina melalui tautan video dimulai kembali pada hari Selasa setelah jeda pada Senin, pertama kali putaran pembicaraan berlangsung hingga hari kedua.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan terlalu dini untuk memprediksi kemajuan. "Pekerjaannya sulit, dan dalam situasi saat ini fakta bahwa (pembicaraan) terus berlanjut mungkin positif."
Reuters