TEMPO.CO, Jakarta - Rusia berjanji menyediakan koridor kemanusiaan pada Rabu, 9 Maret 2022, untuk warga mengungsi dari Kyiv dan empat kota Ukraina lainnya, karena jumlah pengungsi yang diciptakan oleh serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua melampaui 2 juta.
Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, seperti dikutip oleh kantor berita Tass menyebutkan bahwa pasukan Rusia akan menahan serangan mulai pukul 10 pagi waktu Moskow untuk memastikan perjalanan yang aman bagi warga sipil meninggalkan Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv dan Mariupol.
Tidak jelas apakah rute yang diusulkan akan melewati Rusia atau Belarus, kondisi yang sebelumnya ditentang oleh pemerintah Ukraina.
Warga sipil meninggalkan kota Sumy yang terkepung pada hari Selasa di "koridor kemanusiaan" pertama yang berhasil dibuka sejak invasi Rusia. Ukraina menuduh pasukan Rusia menembaki rute evakuasi lain, dari Mariupol di selatan negara itu.
Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari invasi Rusia ke Ukraina kini telah meningkat menjadi 2 juta, kata kepala badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan pada hari Selasa.
Para pengungsi masuk ke perbatasan negara tetangga, dan sebagian memilih mengungsi ke Inggris.
Namun Pemerintah Inggris menghadapi kritik keras dari parlemen atas kebijakannya mewajibkan pengungsi Ukraina mengurus visa untuk masuk ke negeri itu.
Menteri Imigrasi Kevin Foster mengatakan Inggris sejauh ini telah mengeluarkan 500 visa bagi mereka yang menyelamatkan diri dari invasi Rusia.
Tidak seperti negara Uni Eropa, Inggris mengharuskan mereka yang mencari perlindungan dari pertempuran di Ukraina untuk memiliki visa yang sah pada saat kedatangan.
"Skema (visa keluarga) mulai berlaku Jumat lalu, dan lebih dari 10.000 aplikasi diajukan, di mana lebih dari 500 visa dikeluarkan dan lebih banyak lagi yang dikeluarkan saat kita berbicara," kata Foster kepada parlemen, Selasa.
"Ini memalukan," kata Alec Shelbrooke, anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa.
Reuters