Akhirnya, setelah merasa kehabisan pilihan, Razawi menghubungi polisi Taliban untuk melaporkan penculikan. Safi mengatakan kepada Reuters bahwa di depan polisi dia membantah tuduhan itu.
Komandan polisi setempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantu mengatur penyelesaian, termasuk kesepakatan yang ditandatangani dengan cap jempol oleh kedua belah pihak.
Razawi mengatakan keluarga bayi itu pada akhirnya setuju untuk memberikan kompensasi kepada Safi 100.000 Afghani atau sekitar Rp13,6 juta untuk mengganti biaya yang dikeluarkan merawat Sohail selama lima bulan.
"Kakek bayi itu mengadu kepada kami dan kami menemukan Hamid Safi dan berdasarkan bukti yang kami miliki, kami mengenali bayi itu," kata Hamid Malang, kepala pengawas wilayah kantor polisi setempat. “Dengan kesepakatan kedua belah pihak, bayi itu akan diserahkan kepada kakeknya,” katanya, Sabtu.
Di hadapan polisi, dan di tengah banyak air mata, bayi itu akhirnya dikembalikan ke kerabatnya.
Razawi mengatakan Safi dan keluarganya sangat terpukul kehilangan Sohail. "Hamid dan istrinya menangis, saya juga menangis, tetapi meyakinkan mereka bahwa Anda berdua masih muda, Allah akan memberi Anda anak laki-laki. Bukan satu, tetapi beberapa. Saya berterima kasih kepada keduanya karena telah menyelamatkan anak itu dari bandara," kata Razawi.
Orang tua bayi itu mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sangat gembira karena dapat melihat dengan mata kepala sendiri reuni itu melalui obrolan video.
"Ada hajatan, tari, nyanyi," kata Razawi. "Ini benar-benar seperti pernikahan."
Kini Ahmadi dan istri serta anak-anaknya yang pada awal Desember bisa pindah dari pangkalan militer dan bermukim di sebuah apartemen di Michigan, berharap Sohail segera dibawa ke Amerika Serikat.
"Kita harus mengembalikan bayi itu kepada ibu dan ayahnya. Ini satu-satunya tanggung jawab saya," kata kakeknya. "Keinginan saya adalah dia harus kembali kepada mereka."
Baca juga Pengungsi Afghanistan Kehilangan Bayi setelah Diselamatkan Tentara AS