TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Amerika Serikat membatalkan hampir 1.200 penerbangan pada Minggu, 26 Desember 2021 karena banyak awak kabin yang terkena Covid-19, sementara beberapa kapal pesiar harus membatalkan pelayaran setelah wabah di kapal, membuat rencana ribuan pelancong Natal berantakan.
Maskapai komersial telah membatalkan 1.171 penerbangan di dalam, masuk atau keluar dari Amerika Serikat pada sore hari, menurut penghitungan di situs web pelacakan penerbangan FlightAware.com.
Setidaknya tiga kapal pesiar terpaksa kembali ke pelabuhan setelah kasus Covid-19 terdeteksi di kapal, menurut beberapa laporan media.
Enjoli Rodriguez, 25 tahun, gagal terbang pada malam Natal karena Delta Air Lines dari Los Angeles ke Lexington, Kentucky, membatalkan penerbangan. Ia termasuk di antara ribuan orang yang masih terdampar di bandara pada hari Minggu.
Delta menerbangkan Rodriguez pada sore hari ke Detroit, tetapi penerbangan itu tertunda berjam-jam sehingga dia melewatkan koneksi ke Lexington.
Berbicara dari bandara Detroit pada hari Minggu, Rodriguez mengatakan dia dikelilingi oleh penumpang yang marah, perwakilan maskapai yang bingung, dan keluarga dengan anak kecil dalam keadaan limbo.
"Saya bertemu banyak orang yang berbagi cerita horor mereka di sini. Kami semua hanya terjebak di Michigan, Detroit, menuju tempat yang berbeda," Rodriguez, yang memesan ulang penerbangan berikutnya ke Kentucky, mengatakan kepada Reuters.
Itu adalah hari ketiga berturut-turut yang menyakitkan bagi orang Amerika yang bepergian selama liburan akhir pekan.
Sebanyak 997 penerbangan dibatalkan pada Hari Natal dan hampir 700 pada Malam Natal. Ribuan lainnya tertunda selama tiga hari.
Liburan Natal, biasanya waktu puncak untuk perjalanan, bertepatan dengan penyebaran cepat varian Omicron secara nasional.
Dengan infeksi yang melonjak, maskapai penerbangan terpaksa membatalkan penerbangan karena pilot dan awak kabin perlu dikarantina.
Cuaca buruk di beberapa daerah juga menambah kesengsaraan para pelancong.
Juru bicara Delta mengatakan "cuaca musim dingin di beberapa bagian AS dan varian Omicron terus memengaruhi" jadwal penerbangan liburan akhir pekannya, tetapi pihaknya berupaya "mengubah rute dan mengganti pesawat dan awak untuk mengantar pelanggan secepat dan seaman mungkin."