TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jerman menutup stasiun televisi internasional Rusia RT yang siaran menggunakan Bahasa Jerman hanya beberapa hari setelah diresmikan, karena dianggap tidak memiliki izin.
Larangan, yang menyebabkan Eutelsat menghapus RT Deutsch dari daftar saluran di satelitnya pada hari Rabu, datang di tengah meningkatnya ketegangan Timur-Barat atas pasokan energi dan aktivitas militer Rusia di perbatasan Ukraina.
Diluncurkan pada tahun 2005, pada saat banyak negara termasuk Inggris, Prancis, negara-negara Teluk dan Iran sedang meningkatkan operasi penyiaran publik internasional mereka, RT milik negara Rusia dianggap oleh sebagian besar pemerintah Barat sebagai saluran propaganda.
"Siaran dalam bahasa Jerman dan menargetkan pasar Jerman," otoritas penyiaran untuk ibukota Jerman Berlin, di mana RT memiliki kantor, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Itu tidak berlaku untuk izin siaran dan juga tidak dikeluarkan."
Saluran, yang streaming langsungnya di YouTube Alphabet juga dihapus tak lama setelah diluncurkan Kamis lalu, masih dapat ditonton langsung di situs webnya sendiri.
RT menyiarkan berita yang secara luas bersimpati pada kebijakan luar negeri Rusia dan sering mendramatisir berita dari negara-negara yang memiliki hubungan sulit dengan Moskow.
"Dari virus corona ke perang saudara?" adalah judul salah satu opini di situs web pada Rabu yang berspekulasi tentang kemungkinan vaksinasi wajib di Jerman.
RT mengatakan lisensi yang dimilikinya di Serbia memberikannya hak untuk menyiarkan di Jerman di bawah ketentuan Konvensi Eropa tentang Televisi Transfrontier, perjanjian Dewan Eropa di mana kedua negara ikut serta.
"Kami menganggap tindakan regulator Jerman itu ilegal dan kami yakin bahwa keputusan ini akan ditinjau di pengadilan," kata pernyataan RT.
"Saya tidak mengecualikan kita harus bereaksi jika situasi yang tidak dapat diterima ini berlanjut," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sehubungan dengan larangan tersebut, dan menuduh "mitra Barat" "mencekik media".
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Dmitry Muratov awal bulan ini mengatakan jurnalisme di Rusia sedang "melalui lembah gelap", dengan lebih dari seratus jurnalis, media, pembela hak asasi manusia dan organisasi non-pemerintah telah dicap sebagai agen asing, sebuah sebutan yang dapat melumpuhkan akses ke dana.
Pihak berwenang Rusia mengatakan daftar agen asing diperlukan untuk melindungi negara dari pengaruh eksternal.
Media pemerintah Rusia memiliki operasi ekstensif di Berlin, termasuk Ruptly, sebuah kantor berita video yang bersaing di beberapa area dengan Reuters News.
REUTERS