TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar orang dewasa di Inggris memproyeksi Perdana Menteri Boris Johnson tidak akan menduduki jabatannya sampai akhir 2022. Hal ini terungkap dalam sebuah jajak pendapat yang dipublikasi oleh Ipsos Mori pada Senin, 20 Desember 2021.
Masyarakat Inggris marah dengan sejumlah laporan, yang menyebut beberapa pejabat Pemerintah Inggris menggelar acara pertemuan dan pesta pada tahun lalu, padahal Inggris sedang berstatus lockdown. Hal ini memperbesar keraguan otoritas Johnson di lingkup Partai Konservatif.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson duduk setelah parlemen Inggris memberikan suara apakah akan mengadakan pemilu dini, di Parlemen di London, Inggris, 10 September 2019.[Parliament TV via REUTERS]
Dalam jajak pendapat Ipsos Mori terungkap pula 6 dari 10 responden memproyeksikan Johnson tidak akan menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris sampai akhir 2022.
Sebelumnya pada Minggu, 19 Desember 2021, surat kabar Guardian mempublikasi sebuah foto Johnson sedang bersama puluhan orang lainnya. Mereka tampak sedang minum-minum wine di taman rumah Johnson di Downing Street. Foto tersebut diduga diambil pada Mei 2020 atau saat Inggris sedang lockdown Covid-19.
Foto tersebut memancing kemarahan warga Inggris karena saat yang sama Inggris membatasi acara kumpul-kumpul warganya, yang tidak lebih dari dua orang serta meminta masyarakat agar social distancing.
Sumber: Reuters
Baca juga: Vaksin Virus Corona Novavax Disebut Bakal Digunakan Uni Eropa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.