TEMPO.CO, Jakarta - Dua belas misionaris Kanada dan Amerika Serikat yang diculik pada Oktober lalu oleh geng Haiti telah dibebaskan, kata polisi, Kamis, 16 Desember 2021. Dengan demikian drama penculikan, yang menyita perhatian dunia ini, berakhir.
Kelompok misionaris yang diculik oleh geng 400 Mawozo awalnya berjumlah 17 orang, setelah mengunjungi sebuah panti asuhan dalam perjalanan yang diselenggarakan oleh Christian Aid Ministries (CAM) Ohio.
Lima sandera dibebaskan lebih dulu beberapa pekan lalu, dan 12 lainnya ditemukan oleh pihak berwenang di sebuah gunung bernama Morne Cabrit, kata juru bicara polisi Garry Derosier.
"Bergabunglah dengan kami dalam memuji Tuhan bahwa ketujuh belas orang yang kami cintai sekarang aman," kata CAM dalam sebuah pernyataan. "Terima kasih atas doa khusyuk Anda selama dua bulan terakhir ini."
Geng 400 Mawozo, yang menguasai wilayah di sebelah timur ibu kota Port-au-Prince, minta uang tebusan sebesar 1 juta dolar AS untuk setiap misionaris.
Pemimpin geng, yang menggunakan nama panggilan Lanmo Sanjou dan telah muncul di video internet mengenakan topeng Spider-Man, mengatakan dia akan membunuh para sandera.
Tidak segera jelas apakah ada uang tebusan dibayarkan untuk membebaskan sandera. Ditanya tentang masalah ini, Desrosiers mengatakan dia tidak bisa memberikan rincian lebih lanjut.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, "Kami menyambut baik laporan bahwa mereka bebas dan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan setelah cobaan berat mereka."
Geng 400 Mawozo, nama mengejek diri sendiri yang secara longgar diterjemahkan menjadi "400 idiot" semula pencuri lokal di daerah Croix-de-Bouquets di timur ibukota sebelum tumbuh menjadi salah satu geng paling ditakuti di negara itu.
Geng telah memperluas kendali mereka atas wilayah di Haiti sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli 2021. Satu koalisi geng pada bulan Oktober menyebabkan kekurangan bahan bakar nasional dengan memblokir akses ke terminal penyimpanan.
Warga Haiti mengatakan semua orang mulai dari elit kaya hingga pedagang kaki lima kelas pekerja menghadapi ancaman penculikan oleh geng.
REUTERS