TEMPO.CO, Jakarta - Cina akan mendirikan fasilitas pinjaman khusus senilai 200 miliar yuan (Rp 444 triliun) untuk mendukung penggunaan batu bara yang bersih.
Rencana tersebut muncul setelah Cina pada pekan ini menolak kritikan yang menyebut Negera Tirai Bambu tersebut telah menghambat lolosnya aturan mengenai batu bara di konferensi iklim COP26 di Kota Glasgow, Inggris. Cina meyakinkan, pihaknya telah melakukan banyak upaya untuk mengurangi konsumsi batu bara.
Cina dikenal sebagai negara penghasil dan pengguna bahan bakar terbesar di dunia.
Fasilitas uang pinjaman Rp 444 triliun tersebut, nantinya akan digunakan untuk mempromosikan pemrosesan batubara yang bersih dan efisien, seperti pencucian untuk menghilangkan polutan dan kotoran beracun.
Fasilitas ini juga bertujuan untuk mempromosikan penambangan batubara yang aman, efisien, ramah lingkungan dan cerdas. Bukan hanya itu, fasilitas ini juga diharapkan bisa mengembangkan dan menggunakan metana lapisan batubara, suatu bentuk gas alam yang tidak konvensional, yang bisa ditemukan dalam deposit batubara.
Kabinet Cina atau Dewan Negara, mengatakan fasilitas pinjaman itu akan menjadi tambahan alat pinjaman yang diluncurkan oleh Bank Sentral Cina bulan ini untuk mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
Sebelumnya pada 8 November 2021 lalu, Bank Sentar Cina mengungkap akan memberikan pinjaman murah kepada lembaga keuangan untuk membantu perusahaan mengurangi emisi, mendukung tujuan netralitas karbon jangka panjang di Cina itu.
Batu bara adalah penyumbang utama emisi karbon. Pada 2020 lalu, batu bara menyumbang sekitar 56,8 persen dari konsumsi energi utama Cina atau turun dari 68 persen dibanding satu dekade sebelumnya.
Baca juga: Moderna Minta Izin Amerika Agar Digunakan Jadi Vaksin Dosis Ketiga
Afifa Rizkia Amani | Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu