TEMPO.CO, Jakarta - Australia akan membeli 300.000 paket obat Covid-19 Molnupiravir buatan Merck, ketika negara bagian Victoria mencatat jumlah infeksi virus corona tertinggi, Selasa, 5 Oktober 2021.
Molnupiravir, yang akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19 jika mendapat izin penggunaan, berdasar penelitian bisa mengurangi separuh kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit untuk orang yang paling berisiko tertular virus corona parah.
Rencana Australia membeli obat berharga 700 dolar AS per dosis itu diungkapkan Perdana Menteri Scott Morrison.
"Perawatan ini berarti bahwa kita akan dapat hidup dengan virus," kata Perdana Menteri Scott Morrison kepada Nine News pada hari Selasa ketika Australia akan membuka kembali perbatasannya bulan depan untuk warga negara yang divaksinasi penuh dan penduduk tetap.
Kapsul molnupiravir harus diminum dua kali sehari selama lima hari oleh pasien dewasa selama 10 hari, kata Morrison.
Obat itu diharapkan akan tersedia di Australia pada awal tahun depan jika disetujui oleh regulator obat negara itu, kata Morrison. Merck diperkirakan bisa memproduksi 10 juta dosis pada akhir tahun 2021.
Korea Selatan, Thailand, Taiwan dan Malaysia dalam pembicaraan untuk membeli pengobatan potensial, sementara Filipina sedang menjalankan uji coba pil tersebut.
Australia menggenjot vaksinasi ketika Sydney, Melbourne dan ibu kota Canberra lockdown selama berminggu-minggu untuk memerangi varian Delta yang sangat menular. Tingkat dosis pertama nasional pada populasi orang dewasa mencapai 80 persen pada Selasa pagi.
Meski tingkat vaksinasi Covid-19 cukup tinggi sekitar 53 persen, kasus harian tetap tinggi. Di Negara Bagian Victoria, kasus baru pada Selasa tercatat 1.763, rekor baru setelah tercatat 1.488 pada hari Sabtu.