TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan keluarga korban ledakan di Beirut, pada Rabu, 29 September 2021, turun ke jalan untuk meluapkan kemarahan. Mereka kecewa karena invetigasi atas musibah ini tertunda-tunda.
Sejumlah demonstran turun ke jalan sambil membawa foto-foto para korban, yang dilengkapi dengan tulisan, ‘akhiri segala bentuk korupsi’. Ada pula demonstran yang berdiri dalam diam sambil membawa foto anggota keluarga mereka yang meninggal.
Ledakan persisnya di sebuah gudang penyimpanan bahan kimia di pelabuhan Beirut, Lebanon.
Warga unjuk rasa pada 29 September 2021 karena investigasi ledakan bahan kimia di pelabuhan Beirut tertunda terus. Sumber: Reuters
Sejumlah partai berkuasa di Lebanon, termasuk kelompok Hezbollah, dituduh sudah bias dalam investigasi ledakan di pelabuhan Beirut itu. Beberapa demonstran berteriak menyebut Hezbollah sebagai teroris.
Demonstran berkumpul di Palace of Justice di Beirut dalam kondisi marah. Sebab sudah lebih dari sebulan, belum ada satu pun pejabat yang ditahan atau dituntut pertanggung-jawabannya atas ledakan, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai ribuan orang. Sebagian besar wilayah Ibu Kota Beirut, rusak.
“Kita sedang mencoba hal yang terasa mustahil untuk mencapai ke tahap pembuktian,” kata Joumana Khalifa, yang sepupu dan teman-temannya tewas dalam ledakan bahan kimia di pelabuhan Beirut.
Tim penyelamat memindahkan puing-puing bangunan yang rusak akibat ledakan besar di area pelabuhan Beirut, di Beirut, Lebanon 3 September 2020. [REUTERS / Mohamed Azakir]
Ledakan tersebut, tercatat sebagai salah satu ledakan non-nuklir yang terbesar. Ledakan tersebut disebabkan oleh zat amonium nitrat dalam jumlah besar, yang disimpan dalam tempat yang tidak aman di pelabuhan Beirut sejak 2013.
Investigasi atas ledakan ini dipimpin oleh hakim Tarek Bitar. Hakim Bitar hendak melayangkan sejumlah pertanyaan pada Nohad Machnouk, mantan Menteri Dalam Negeri Lebanon dan anggota parlemen, atas tuduhan kelalaian. Namun yang terjadi, pada Senin, 27 September 2021, upaya pembuktian dibekukan karena Machnouk mempertanyakan ketidak-keberpihakan hakim.
Baca juga: Ledakan di Lebanon Diduga Berasal dari Gudang Amonium Nitrat
Sumber: Reuters