TEMPO.CO, Jakarta - Suzy Eshkuntana, seorang anak perempuan usia 6 tahun, selamat dari serangan Israel lewat udara. Dia dilarikan ke rumah sakit oleh warga yang menyelamatkannya dari puing-puing rumahnya yang remuk saat Israel melancarkan serangan menjelang fajar.
Serangan tersebut, menewaskan ibu Eshkuntana dan empat saudaranya. Eshkuntana sendiri terjebak dalam puing-puing bangunan rumahnya selama tujuh jam. Setelah diselamatkan, dia sekarang berada di bawah perawatan ayahnya di rumah sakit Shifa, yang juga mengalami luka-luka.
“Maafkan ayah, Nak. Kamu berteriak ke arah agar saya mendekati mu, namun saya tidak melakukannya,” kata Riyad Eshkuntana kepada putrinya.
Petugas dibantu warga berhasil mengeluarkan seorang anak perempuan yang tertiban reruntuhan bangunan akibat serangan udara Iseael di Gaza, 16 Mei 2021. Sebanyak 61 anak-anak tewas dalam serangan udara Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Pada Minggu, 16 Mei 2021, rumah keluarga Eshkuntana hancur terkena serangan udara Israel. Keluarga Eshkuntana adalah warga negara Palestina yang tinggal di Jalur Gaza.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan serangan udara Israel pada hari Minggu itu, menewaskan 42 orang. Dari jumlah itu, 10 orang adalah anak-anak. Dengan begitu, total ada 192 orang tewas dalam sepekan Gaza dibombardir.
Israel menyatakan mereka menyerang kelompok Hamas dan beberapa kelompok lainnya, yang mengendalikan wilayah padat penduduk di Jalur Gaza. Kelompok-kelompok di Gaza sudah menembakkan 2.800 roket ke kota-kota di Israel.
“Alasan kami melakukan kerusakan ini karena Hamas menyerangi kami dari wilayah sipil,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Roket-roket yang ditembakkan Hamas telah menewaskan 10 orang di Israel, dari jumlah itu dua orang adalah anak-anak. Serangan Hamas telah membuat jutaan masyarakat Israel berlindung ke kamar-kamar aman dan tempat perlindungan lainnya mengingat sirine roket berbunyi hampir setiap jam, baik itu siang maupun malam.
Baca juga: Israel Bunuh Komandan Senior Militan Jihad Islam Palestina
Sumber: Reuters