Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

image-gnews
Aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Lester Shum, ditangkap polisi setelah 50 aktivis Hong Kong laun ditahan dalam operasi penggerebekan pagi hari, 6 Januari 2021.[REUTERS/Tyrone Siu]
Aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Lester Shum, ditangkap polisi setelah 50 aktivis Hong Kong laun ditahan dalam operasi penggerebekan pagi hari, 6 Januari 2021.[REUTERS/Tyrone Siu]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Hong Kong menangkap 53 orang aktivis Hong Kong dan tokoh pro-demokrasi selama penggerebekan Rabu fajar, sebagai bagian dari upaya keras Cina sejak memberlakukan undang-undang keamanan nasional Hong Kong tahun lalu.

Pendukung pro-demokrasi Hong Kong yang paling terkemuka ditangkap dalam penggerebekan di 72 tempat. Pihak berwenang mengatakan pemungutan suara tidak resmi tahun lalu untuk memilih kandidat oposisi dalam pemilihan kota, adalah bagian dari rencana untuk "menggulingkan" pemerintah.

Dikutip dari Reuters, 7 Januari 2021, penangkapan itu terkait dengan pemungutan suara, yang digelar independen terorganisir dan tidak mengikat, untuk memilih kandidat oposisi dalam pemilihan legislatif Hong Kong yang ditunda hingga kini.

Sekitar 1.000 polisi mengambil bagian dalam penggerebekan, termasuk penggeledahan di kantor lembaga survei dan firma hukum.

Berbicara kepada wartawan Rabu malam, seorang juru bicara polisi mengatakan penyelidikan sedang berlangsung, dan akan lebih banyak penangkapan. "Ada 1.000 petugas telah terlibat dalam operasi tersebut, yang melihat 72 lokasi digeledah dan lebih dari US$ 200.000 (Rp 2,7 miliar) aset dibekukan," kata polisi, dikutip dari CNN.

Chris Patten, gubernur Inggris terakhir di Hong Kong mengatakan Partai Komunis Cina telah merusak kebebasan di Hong Kong. "Demokrasi liberal di seluruh dunia harus terus berbicara menentang kehancuran brutal masyarakat bebas."

Patten mengatakan negara Barat harus lebih keras dengan Cina dan memarahi Komisi Eropa karena mengupayakan kesepakatan perdagangan dengan Beijing.

"Kami seharusnya tidak berusaha untuk menahan Cina tetapi untuk membatasi Partai Komunis Cina," kata Patten.

Sekretaris Keamanan Hong Kong John Lee mengatakan mereka yang ditangkap telah merencanakan untuk menyebabkan "kerusakan serius" pada masyarakat dan bahwa pihak berwenang tidak akan mentolerir tindakan subversif.

"Operasi hari ini menargetkan elemen aktif yang diduga terlibat dalam kejahatan penggulingan atau campur tangan serius untuk menghancurkan pelaksanaan tugas resmi pemerintah Hong Kong," kata Lee.

Para kritikus mengatakan UU Keamanan Nasional Hong Kong yang disahkan Juni 2020, menghancurkan kebebasan yang dijanjikan ketika kota itu kembali ke pemerintahan Cina pada tahun 1997.

Calon menteri luar negeri yang dinominasikan Joe Biden, Antony Blinken, mengatakan di Twitter penangkapan itu adalah "serangan terhadap mereka yang dengan berani membela hak-hak universal".

"Penangkapan massal politisi dan aktivis di Hong Kong adalah serangan yang menyedihkan terhadap hak dan kebebasan Hong Kong sebagaimana dilindungi oleh Deklarasi Bersama," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab. Raab mengatakan Cina telah dengan sengaja menipu dunia tentang hukum keamanannya.

Kantor perwakilan tinggi Beijing di Hong Kong mengatakan mereka dengan tegas mendukung penangkapan tersebut. Kelompok pro demokrasi mengadakan konferensi pers untuk menyerukan pembebasan "tahanan politik".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polisi tidak menyebutkan nama mereka yang ditangkap, tetapi identitas mereka diungkapkan oleh akun media sosial dan organisasi mereka. Mereka termasuk mantan anggota parlemen, aktivis, dan orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilihan dini 2020, di antaranya James To, Lam Cheuk-ting, Benny Tai, dan Lester Shum.

Polisi mengatakan menggelar pemilihan independen tidak resmi, dengan tujuan untuk meraih mayoritas 70 kursi Dewan Legislatif Hong Kong, dapat dilihat sebagai tindakan subversif.

Pemimpin kota tidak dipilih secara langsung dan hanya separuh kursi legislatif yang terbuka untuk pemungutan suara demokratis, dengan separuh lainnya sebagian besar diisi oleh tokoh-tokoh pro-Beijing.

"Orang-orang yang terlibat dicurigai menggunakan apa yang mereka sebut sebagai rencana '35+'... untuk melumpuhkan pemerintah Hong Kong," kata Lee.

Rencana 35+ adalah rencana kelompok pro-demokrasi untuk merebut mayoritas 35 kursi atau lebih dari 70 kursi parlemen Hong Kong yang diperebutkan.

Polisi mengutip aturan bahwa jika badan legislatif gagal mengeluarkan anggaran tahunan dua kali, kepala eksekutif kota harus mundur. Undang-undang keamanan nasional melarang individu atau kelompok mengganggu pemerintahan kota.

Pemilihan legislatif akan jatuh tempo pada September tahun lalu tetapi ditunda, dengan pihak berwenang mengutip risiko virus corona. Tidak jelas siapa yang bisa mencalonkan diri sebagai oposisi dalam pemilihan berikutnya setelah penangkapan massal.

Dalam operasi hari Rabu, polisi menggeledah kantor Institut Riset Opini Publik Hong Kong yang membantu mengatur pemilihan awal itu. Penyelenggara menghancurkan data lebih dari 600.000 orang yang memberikan suara segera setelah penghitungan berakhir.

Pengacara Amerika John Clancey ditangkap dalam penggerebekan firma hukum Ho, Tse, Wai & Partners, kata sumber di firma tersebut.

UU Keamanan Nasional Hong Kong menghukum tindakan yang secara luas didefinisikan oleh Cina sebagai separatisme, subversi, terorisme dan kolusi dengan pasukan asing hingga seumur hidup di penjara.

Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-hongkong-security/hong-kong-arrests-53-for-plot-to-overthrow-govt-in-latest-crackdown-on-dissent-idUKKBN29B025

https://edition.cnn.com/2021/01/05/asia/hong-kong-national-security-law-intl-hnk/index.html

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Makau Kedatangan 8,8 Juta Wisatawan pada Kuartal Pertama 2024, Indonesia Penyumbang Keempat

17 jam lalu

Wisata Macau (Pixabay)
Makau Kedatangan 8,8 Juta Wisatawan pada Kuartal Pertama 2024, Indonesia Penyumbang Keempat

Sejak dibuka kembali untuk wisatawan asing, Makau kedatangan 28,2 wisatawan internasional pada 2023.


Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

19 jam lalu

Salah satu orang terkaya di Singapura versi Forbes 2024, Li Xiting. Foto: Mindray
Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.


Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

23 jam lalu

Saycuan hotpot &bbq/Saycuan
Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina


Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

1 hari lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel ketika pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Rafah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 7 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah


Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

1 hari lalu

Ilustrasi visa (Pixabay)
Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis


Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

1 hari lalu

Ilustrasi pelayanan restoran. Shutterstock
Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.


Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Tiongkok 4 November 2022. Kay Nietfeld/Pool via REUTER
Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.


Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

2 hari lalu

Presiden Jokowi ditemui usai peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) di Tapos, Depok, pada Selasa pagi,  7 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.


Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

3 hari lalu

Xiaomi 14 Pro Titanium Special Edition. Foto : Xiaomi
Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.


Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

3 hari lalu

Ekonom senior Faisal Basri menghadiri diskusi film Bloody Nickel yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia