TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Pemeriksaan Medis Fulton County, Georgia, mengungkapkan bahwa Rayshard Brooks tertembak dua kali di punggung. Ia tewas karena kerusakan organ dalam dan pendarahan yang terjadi akibat dua tembakan tersebut.
"Kematian Rayshard Brooks dikategorikan sebagai korban pembunuhan," ujar pernyataan pers Kantor Pemeriksaan Medis Fulton County sebagaimana dikutip dari CNN, Senin, 15 Juni 2020.
Rayshard Brooks, sebagaimana diketahui, adalah warga kulit hitam Atlanta, Amerika yang tewas ditembak usai mencoba kabur dari Kepolisian setempat. Penembakan tersebut dilakukan oleh polisi Garrett Rolfe yang sekarang sudah dipecat dari unitnya.
Aksi Rolfe tak ayal memicu demonstrasi lagi pada hari Minggu kemarin. Di Atlanta, warga berkumpul di depan gerai makanan cepat saji, Wendy's, di mana Rayshard Brooks tewas ditembak. Sayangnya, unjuk rasa tersebut berujung pada pembakaran Wendy's.
Atas hasil otopsi dari kantor pemeriksaan medis, Kantor Pengacara Distrik Fulton County menimbang kemungkinan memperkarakan Rolfe. Hal tersebut, menurut mereka, akan ditentukan pada hari Rabu nanti.
"(Dari hasil otopsi) Rayshard Brooks sepertinya tidak memberikan ancaman apapun (terhadap personil Kepolisian Atlanta). Kenyataan bahwa upaya penahanannya berujung pembunuhan menjadi tidak masuk akal," ujar Pengacara Distrik, Paul Howard.
Hal senada disampaikan oleh Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms. Bottoms mengatakan bahwa situasi Rayshard Brooks pada pekan lalu tidak menjustifikasi aksi Rolfe untuk membunuhnya.
Catatan redaksi: Berita ini mengalami perbaikan karena kesalahan penulisan ejaan nama penembak Rayshard Brooks yang seharusnya Rolfe menjadi Wolfe. Atas kesalahannya, kami meminta maaf.
ISTMAN MP | CNN