TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kuba menuding pemerintah sementara Bolivia telah berusaha menyabotase hubungan bilateral Kuba – Bolivia selama ini. Tuduhan itu dilancarkan sehari setelah Pemerintah sementara Bolivia yang membekukan hubungan Bolivia dengan Kuba.
Pemerintah sementara Bolivia mengambil kekuasaan pada tahun lalu dan Havana menduga negara itu negara itu saat ini berada di bawah tekanan Pemerintahan Amerika Serikat, Donald Trump.
Kuba adalah negara komunis yang selama ini menjadi sekutu mantan Presiden Bolivia, Evo Morales. Morales sudah mengundurkan diri tahun lalu di tengah gelombang krisis politik dan unjuk rasa pada November 2019.
“Pemerintah sementara (Bolivia) membentangkan sebuah kampanye kebohongan pada Kuba, khususnya tentang kerja sama medis Kuba dan menghasut kekerasan terhadap staf kami. Fakta-fakta yang diuraikan disini mirip dengan kampanye Amerika Serikat yang brutal dan bermuatan politik melawan kerja sama medis Kuba di puluhan negara di dunia,” tulis Kementerian Luar Negeri Kuba, Sabtu, 25 Januari 2020, seperti dikutip dari reuters.com, Minggu, 26 Januari 2020.
Anggota senat BoliviIa dari partai oposisi, Jeanine Anez mengangkat dirinya jadi presidens setelah Evo Morale, presiden yang dikudeta pekan lalu, terbang ke Meksiko. [CNN]
Presiden sementara Bolivia, Jeanine Anez, diduga telah mencoba lebih beraliansi dengan Pemerintahan Trump. Kementerian Luar Negeri Kuba mengatakan sejumlah pejabat pemerintah Amerika Serikat sejak hengkangnya Morales, telah memberikan tekanan kepada Bolivia untuk mengendurkan hubungan dengan Cina. Amerika Serikat belum berkomentar terkait hal ini.
Sektor kesehatan Kuba memegang peran penting, dimana negara itu telah mengirimkan lebih dari 50 ribu tenaga kesehatan ke lebih dari 60 negara. Program ini dalam dua tahun terakhir terancam menyusul kritik yang menuding Kuba memperlakukan para dokter seperti buruh atau ‘memanfaatkan’ mereka untuk memancing kerusuhan di luar negeri. Kuba menyangkal tuduhan itu.
“Sudah ada sejumlah tuduhan bahwa warga negara Kuba dilibatkan dalam tindakan – tindakan agresif yang telah menyiksa negara kami beberapa hari terakhir,” tulis Kementerian Luar Negeri Bolivia pada November tahun lalu.