TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, terancam kehilangan semuanya jika dia kembali melakukan tindakan bermusuhan.
Trump mengatakan Korea Utara harus melakukan denuklirisasi setelah pejabat negara itu mengklaim berhasil melakukan tes senjata besar yang signifikan.
“Kim Jong Un terlalu pintar dan bisa kehilangan banyak, kehilangan semuanya, jika dia bertindak bermusuhan lagi. Dia telah menandatangani perjanjian denuklirisasi yang kuat di Singapura,” kata Trump lewat Twitter seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip Reuters pada Ahad, 8 Desember 2019.
Trump mengatakan ini mengacu pada pertemuan pertamanya dengan Kim di Singapura pada 2018.
“Dia tidak ingin merusak hubungan khusus dengan Presiden Amerika Serikat atau mengganggu pemilu Presiden pada November 2019,” kata Trump.
Pernyataan Trump ini mengacu kepada pernyataan media resmi Korea Utara yaitu KCNA bahwa negara tertutup ini telah melakukan tes sangat penting di lokasi peluncuran satelit Sohae.
Ini merupakan lokasi pengujian roket, yang menurut pejabat AS pernah dijanjikan akan ditutup oleh pemerintah Korea Utara.
Uji coba ini terjadi menjelang berakhirnya tenggat akhir tahun oleh Korea Utara agar AS menghentikan desakannya untuk denuklirisasi sepihak. Pyongyang telah memperingatkan akan mengambil langkah baru jika pembicaraan denuklirisasi ini mengalami kebuntuan.
“Korea Utara, di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, punya potensi ekonomi yang besar tapi negara itu harus melakukan denuklirisasi seperti yang dijanjikan,” kata Trump.
Media KCNA melaporkan Pyongyang melakukan terobosan besar namun tidak menjelaskannya secara detil. Para pakar rudal menduga para ahli roket Pyongyang telah menggelar uji coba statis mesin roket dan bukannya peluncuran rudal seperti yang kerap dilakukan.
“Ini sepertinya tes mesin statis menggunakan bahan bakar solid atau cair. Ini menunjukkan adanya sinyal kuat pintu diplomasi dibanting,” kata Vipin Narang, yang merupakan pakar rudal di Institut Teknologi Massachusets atau MIT, soal pernyataan rezim Kim Jong Un tadi.