TEMPO.CO, Jakarta - Kegemaran Presiden AS Donald Trump menggunakan Twitter telah menghasilkan sekitar 11.000 kicauan selama dia menjabat Presiden AS.
New York Times, dalam artikel 2 November 2019, mengulas bagaimana kicauan Twitter Trump sejak ia menjabat.
"Semuanya dimulai hari ini! Saya akan berjumpa dengan Kalian pada pukul 11.00 AM untuk sumpah jabatan. Pergerakan berlanjut - Kerja dimulai!" begitulah kicauan pertama Donald Trump di Twitter pada pagi hari pelantikan 20 Januari 2017.
Ketika Trump memasuki kantor, Twitter adalah alat politik yang telah membantunya terpilih dan senjata digital yang ia sukai. Pada tahun-tahun sejak itu, ia telah sepenuhnya mengintegrasikan Twitter ke dalam jalinan pemerintahannya, membentuk kembali sifat kepresidenan dan kekuatan presiden.
Setelah Turki menginvasi Suriah utara bulan lalu, ia menyusun tanggapannya tidak hanya dalam pertemuan Gedung Putih tetapi juga dalam serangkaian tweet yang saling bertentangan. Musim panas ini, ia mengumumkan kenaikan tarif barang-barang Cina senilai US$ 300 miliar, menggunakan tweet untuk memperdalam ketegangan antara kedua negara. Dan pada bulan Maret, Trump mengesampingkan lebih dari 50 tahun kebijakan Amerika, men-tweet pengakuannya atas kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan. Dia secara terbuka senang dengan reaksi yang dia provokasi.
Awalnya, para pembantu utama ingin menahan kebiasaan Twitter presiden, bahkan mempertimbangkan meminta perusahaan Twitter untuk memaksakan penundaan 15 menit pada pesan-pesan Trump. Tapi 11.390 tweet presiden kemudian, banyak pejabat pemerintah dan anggota parlemen merangkul obsesi Twitter-nya, berbondong-bondong ke kepala media sosialnya dengan saran. Rapat kebijakan dibajak ketika Trump mendapat ide untuk tweet, menarik anggota kabinet dan lainnya untuk membuat kata-kata. Dan sebagai seorang presiden yang sering berperang dengan birokrasinya sendiri, dia menyebarkan Twitter untuk menerobos kebuntuan, mengesampingkan atau mempermalukan para penasihat bandel dan mempermalukan stafnya.
"Dia perlu tweet seperti kita perlu makan," kata Kellyanne Conway, penasihat Gedung Putih.
Menurut analisi New York Times orang yang paling dipujinya di Twitter adalah dirinya sendiri, dengan kicauan lebih dari 2.000 kali.
Presiden Trump semaki sering men-tweet lebih dari sebelumnya. Minggu kedua Oktober adalah yang tersibuk, dengan 271 tweet.
Apa yang paling banyak dikicau Trump