TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Harry menggambarkan kematian ibunya, Putri Diana, sebagai luka bernanah. Putri Diana meninggal secara tragis dalam sebuah kecelakaan mobil pada 1997 atau ketika Pangeran Harry berusia 13 tahun.
Dalam tayangan dokumenter berjudul Harry & Meghan: An African Journey, Pangeran Harry mengatakan kematian ibunya adalah hal sulit baginya. Dia menggambarkan itu sebagai ingatan terburuk dalam hidupnya.
"Saya rasa itu seperti sebuah luka yang bernanah. Menjadi bagian dari keluarga kerjaan dalam hal ini, setiap saat saya melihat kamera, mendengar bunyi klik, saya melihat sorot lampu kamera, itu semua membuat saya ingat kembali (kematian Putri Diana). Jadi, itu adalah ingatan yang buruk dari ibu saya dan saya akan melakukan yang terbaik ketika dalam posisi itu," kata Pangeran Harry, seperti dikutip dari asiaone.com, Sabtu, 19 Oktober 2019.
Meghan Markle dan Pangeran Harry saat menghadiri penghargaan WellChild di London, Inggris. Instagram/@royal.addicted
Dalam tayangan dokumenter itu, Pangeran Harry napak tilas pada hal-hal yang pernah dilakukan ibunya di Afrika Selatan. Pangeran Harry berharap, dia bisa menuntaskan program yang sudah dimulai oleh ibunya. Acara napak tilas ini diakui Harry sulit karena mengingatkannya pada kenangan menyedihkan (kematian ibunya).
"Berada di sini sekarang mencoba menyelesaikan apa yang sudah dia (Putri Diana) mulai pada 22 tahun silam. Ini semua akan sangat menguras emosi, apapun yang saya lakukan mengingatkan saya padanya. Seperti saya katakan, peran, tugas dan tekanan, itu semua mengingatkan pada hal buruk, sungguh disayangkan.
Harry & Meghan: An African Journey akan ditayangkan pada 20 Oktober di stasiun televisi Inggris. Rencananya, dokumenter perjalanan Pangeran Harry dan Meghan ini juga akan disiarkan sebuah stasiun TV di Amerika Serikat.