TEMPO.CO, Jakarta - Musibah angin topan Hagibis sepanjang akhir pekan lalu telah membuat sebagian besar jalan di Fukushima, Jepang, ditutup. Padahal sejumlah orang sudah kembali bekerja, anak-anak mulai bersekolah, namun beberapa toko masih tutup.
Dikutip dari aljazeera.com, Selasa, 15 Oktober 2019, selain berdampak pada aktivitas masyarakat, musibah topan Hagibis juga telah membuat manufaktur-manufaktur di penjuru Jepang terpaksa menggunakan barang stok. Panasonic Corp, sebuah produsen barang-barang elektronik, mengatakan banjir bandang akibat topan Hagibis telah merusak pabrik mereka di kawasan industri Koriyama.
Sedangkan produsen kendaraan asal Jepang seperti, Nissan, Honda dan Subaru mengatakan pabrik mereka tidak ada yang mengalami kerusakan parah. Adapun Toyota memastikan operasional mereka masih berjalan normal.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, memperingatkan dampak musibah ini terhadap perekonomian Jepang bisa berlangsung lama.
"Pemerintah pusat akan terus melakukan apapun yang mungkin dilakukan agar para korban musibah ini bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala secepatnya," kata Abe.
Menteri Ekonomi Jepang Taro Aso mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 500 miliar yen atau Rp 65 triliun yang diambil dari cadangan devisa untuk pemilihan pasca-bencana. Anggaran lebih besar akan digelontorkan jika memang diperlukan.
Ribuan aparat kepolisian Jepang, petugas pemadam kebakaran dan personel militer akan terus melakukan upaya pencarian mereka yang masuk dalam korban hilang yang berjumlah sekitar 15 orang. Mereka juga membantu masyarakat yang tak bisa menikmati aliran listrik akibat banjir dan tanah longsor.
Intensitas hujan lebat pada Selasa, 15 Oktober 2019, diperkirakan mulai reda, namun suhu di sejumlah area pada pekan ini akan rendah. Di beberapa daerah di Jepang, suhu bahkan akan turun ke level terendah di luar musim.