TEMPO.CO, Jakarta - Kabut akibat polusi udara di wilayah Sarawak, Malaysia, semakin memburuk hingga memaksa 298 sekolah di delapan distrik di sana diliburkan. Keputusan ini membuat 128,291 murid tidak bisa menuntut ilmu di sekolah.
Dikutip dari asiaone.com, Selasa, 17 September 2019, dari total 298 sekolah yang diliburkan sebanyak 245 adalah Sekolah Dasar dan 53 Sekolah Menengah. Langkah meliburkan sekolah ini dilakukan per Selasa, 17 September 2019 atau saat Kementerian Pendidikan Malaysia menerbitkan aturan ini pada Selasa pagi.
Delapan distrik di Sarawak yang terpapar polusi udara yakni Betong, Bau, Kuching, Lubok Antu, Padawan, Samarahan, Sri Aman dan Lundu. Polusi udara di wilayah itu sangat berbahaya bagi kesehatan.
Sekolah di wilayah Kuching adalah yang paling banyak terdampak, dimana 57.504 murid terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran karena sekolah diliburkan gara-gara polusi udara.
Masker elektrik dianggap lebih efektif dalam melindungi diri dari polusi udara/SehatQ
Memburuknya kualitas udara di Sarawak umumnya karena dampak asap dari Kalimantan, Indonesia. Akan tetapi kebakaran lokal di Sarawak juga telah berkontribusi pada polusi udara ini. Laporan dari Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sarawak memperlihatkan ada sekitar 20 laporan kebakaran hutan yang terjadi hampir setiap hari di wilayah itu.
Laporan kebakaran hutan terbanyak berasal dari wilayah Kuching, Sri Aman dan Miri. Bomba Sarawak mengatakan para petugas pemadam kebakaran bergulat dalam mengatasi kebakaran-kebakaran hutan ini. Pada Selasa, 17 September 2019, masyarakat di Port Dickson dibagi-bagikan masker gratis oleh Pusat Layanan Masyarakat Anwar Ibrahim setelah wilayah itu masuk daftar area dengan udara yang tidak sehat.