TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Afganistan Abdul Rashid Dostum lolos dari sebuah serangan yang mengancam jiwanya pada Sabtu, 30 Maret 2019. Serangan itu menewaskan satu orang pengawalnya.
Dikutip reuters.com, 31 Maret 2019, para penyerang menyergap iring-iringan Dostum dalam perjalanan dari Mazar-i-Sharif, sebuah kota di Provinsi Balkh menuju ke Jawzjan, sebuah Provinsi di utara Afganistan. Bashir Ahmad Tayenj Juru bicara Dostum dari Partai Junbish mengatakan dua pengawal terluka dalam serangan ini.
Baca: Aktris Hollywood Angelina Jolie Dukung Perdamaian Afganistan
Tayenj menjelaskan Dostum sebetulnya sudah menyadari ada sebuah penyerangan yang sudah direncanakan terhadapnya. Namun dia memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan.
Kelompok radikal Taliban mengklaim bertanggung jawab atas upaya pembunuhan ini.
Melalui akun Twitter, Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengklaim empat pengawal Dostum terbunuh dan enam terluka dalam serangan itu.
Baca: Serbu Penjara Taliban, Militer Afganistan Bebaskan 54 Orang
Bagi Dostum ini adalah upaya pembunuhan terhadapnya yang kedua kali sejak pulang dari pengasingan dua tahun lalu. Upaya pembunuhan terhadap yang pada Sabtu, 30 Maret 2019, terjadi delapan bulan setelah dia mencoba menghindari upaya pembunuhan yang pertama, yakni serangan bom di ibu kota Kabul, Afganistan.
Upaya pembunuhan yang pertama, dilakukan oleh kelompok radikal Islamic State saat Dostum pulang ke Afganistan setelah setahun hidup menjadi pengasingan di Turki. Dia menghindari tuduhan telah melakukan penyiksaan dan menyalahgunakan politik.
Dostum meninggalkan Afganistan setelah derasnya tekanan dari negara-negara pendonor di Barat, termasuk Amerika Serikat. Kurang dari setahun setelah kepulangannya, kondisi secara umum masih berbahaya untuknya.