TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengeluarkan perintah pelarangan pasokan minyak dan gas masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom.
"Pelarangan itu sebagai upaya menghentikan penerbangan layangan dan balon dekat tembok perbatasan," kata Lieberman sebagaimana diwartakan Middle East Monitor, Kamis 2 Juli 2018.
Baca: Hukum Hamas, Israel Tutup Perbatasan Logistik Utama ke Gaza
Empat pria Palestina membuat layang-layang bermuatan bahan yang mudah terbakar, di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza tengah, Senin, 4 Juni 2018. Para pengunjuk rasa Palestina menggunakan layang-layang dan balon untuk melakukan perlawanan terhadap militer Israel saat bentrokan. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Meskipun Kerem Shalom dibuka baru-baru ini setelah ditutup selama sepekan, Lieberman mengumumkan bahwa pembukaan kembali tergantung pada pengurangan peluncuran layangan. Beberapa bagian yang diizinkan kembali masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom antara lain, makanan, obat-obatan, minyak dan gas.
Sebelumnya, Israel menutup jalur masuk ke Kerem Shalom selama seminggu atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Penutupan ini membuat kondisi ekonomi Jalur Gaza kian berat. Kerem Shalom adalah jalur pintu masuk utama di Gaza.Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman (tengah) mengunjungi perbatasan Kerem Shalom di Gaza, terminal perbatasan komersial utama di jalur itu, 22 Juli 2018. [REUTERS/Amir Cohen]
Keputusan sementara yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Israel itu berupa melarang ekspor dan impor ke Jalur Gaza kecuali kebutuhan dasar kemanusiaan melalui Kerem Shalom dan mengurangi zona nelayan dari enam mil menjadi tiga mil laut.
Baca: Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup
Palestina menggunakan layangan untuk menyampaikan protes agar Israel mengakhiri pengepungan terhadap Jalur Gaza yang telah berlangsung 12 tahun. Palestina juga mendesak Israel memberikan hak kembali ke rumah mereka setelah dipaksa keluar pada Hari Nakba.