TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, akan mendampingi Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dalam konferensi Kabul Peace Process pada 27 Februari sampai 1 Maret 2018 di Kabul, Afganistan.
Kehadiran Jusuf Kalla dalam pertemuan ini, bukan sekadar untuk memenuhi undangan Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, tetapi sebagai bentuk dukungan Indonesia serta mendorong perdamaian di Afganistan.
Baca: Kunjungi JK, Ulama Afganistan Belajar Perdamaian
“Kami melihat, konferensi Kabul Peace Process ini sebagai suatu proses untuk mencapai perdamaian di Afganistan dan kehadiran Wakil Presiden di sana, hanya sebagai bentuk dorongan Indonesia untuk tegaknya antikekerasan dan perdamaian di negara itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, Kamis, 22 Februari 2018.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) disambut oleh Presiden Afganistan Ashraf Ghani setibanya di Istana Presiden Arg, Kabul, Afganistan, 29 Januari 2018. Udara dingin bahkan hujan salju yang menyelimuti Kabul tidak mengurangi hangatnya penyambutan yang dilakukan pemerintah Afganistan. Foto: Biro Pers Setpres
Sebelumnya pada Rabu, 21 Februari 2018, situs Dawn.com melansir pemerintah Amerika Serikat mendesak kelompok radikal, Taliban, untuk lebih dahulu berdialog dengan pemerintah Afganistan. Ini jika mereka ingin menyelenggarakan perundingan damai dengan Washington.
Pernyataan itu untuk merespon permintaan Taliban agar masyarakat Amerika Serikat menekan Presiden Donald Trump dan meminta anggota Kongres mengakhiri 17 tahun ‘penjajahan’ Amerika Serikat di Afganistan.
Baca: Jokowi: Wapres JK Bakal ke Afganistan Akhir Februari
Pemerintah Afganistan sendiri telah menolak bersikap melunak terhadap Taiban dan memaksa kelompok garis keras itu agar memperlihatkan itikad dalam mewujudkan perdamaian di Afganistan dengan cara melakukan gencatan senjata.