Bechtel Menangkan Kontrak Pembangunan Irak

Reporter

Editor

Selasa, 12 Agustus 2003 14:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Inilah bagian proyek terbesar di Irak bernilai US$ 680 juta - pascaperang. Tapi, seperti sudah diduga, bau kolusi meruap. Bechtel Corporation, perusahaan konstruksi raksasa dari San Fransisco, yang terkenal karena jangkauannya yang global dan koneksinya yang kuat, memenangkan kontrak membangun kembali Irak senilai US $ 680 juta. Bechtel dikontrak untuk membangun jalan, sekolah, saluran air, jaringan listrik dan rumah sakit yang rusak akibat perang. Selain itu, terdapat juga kontrak pembangunan pelabuhan di Umm Qasr dan airport di Bagdad, yang menjadi jembatan masuknya bantuan pangan dan obat-obatan. Bechtel merasa terhormat telah diminta oleh USAID untuk menjalankan peran asistensi kemanusiaan, pemulihan ekonomi dan pembangunan infrastruktur untuk rakyat Irak. Dan kami akan memulai pertemuan dengan USAID untuk menyusun perencanaan detail, ujar Tom Hash, presiden dari Bechtel National, dalam pernyataannya Kamis(18/4). US Agency for International Development (USAID), yang bertanggungjawab dalam pengadaan tender bagi perusahaan yang akan terlibat rekonstruksi Irak, menjelaskan bahwa proses seleksi hanya terbuka untuk perusahaan AS. Ini mengundang kritik dan kecaman dari Kongres dan sekutu AS lainnya. Sementara Bechtel sendiri berulangkali berdalih bahwa pengalaman mereka selama 60 tahun lebih membangun jaringan pipa, airport dan fasilitas tambang minyak di negara-negara Arab yang menyebabkannya terpilih dalam tender. Saat ini, perusahaan tersebut memiliki lebih dari 1.000 orang karyawan yang tersebar di negara-negara Timur Tengah. USAID juga menunjukkan kemungkinan bahwa sebagian pekerjaan konstruksi tersebut, akan merekrut warga Irak, dalam kerangka membangun peranserta lokal. Juru bicara USAID sendiri menegaskan lembaga tersebut tidak mempunyai otoritas untuk menentukan bahwa Bechtel harus menyewa subkontraktor dari negara tertentu. Kontrak Bechtel ini merupakan yang terbesar dalam program rekonstruksi Irak. Lainnya, USAID juga akan menggelar tender untuk perbaikan dan penyusunan kembali sistem pendidikan di Irak dan tender pengelolaan pelabuhan Umm Qasr. Bechtel sendiri sudah lama dikenal sebagai perusahaan dengan koneksi kuat. Dewan komisarisnya, George Shultz, Menteri Luar Negeri semasa pemerintahan Reagen. Riley Bechtel, CEO, termasuk dalam dewan penasihat ekspor untuk Presiden George W. Bush. Selain itu, koneksi Bechtel juga termasuk pejabat USAID. Direktur USAID, Andrew Natsios, terlibat dalam proyek Boston Big Dig, proyek raksasa dimana Bechtel dan perusahaan konstruksi lainnya mendapat kontrak untuk membangun terowongan tol bawah tanah di Boston. Banyak pihak menuduh konsorsium Bechtel dkk mengelembungkan dana anggaran menjadi US $ 14,6 milyar. Tetapi harus diakui, Bechtel adalah perusahaan yang paling berpengalaman dalam pembangunan konstruksi di Timur Tengah. Mendapat proyek pertama kali selama Perang Dunia II, untuk membangun sumur minyak di Bahrain dan Saudi Arabia. Setelah perang, Bechtel mendapat tugas membangun jaringan pipa minyak sepanjang 850 mil membelah padang pasir Saudi menuju Yordania. Proyek lainnya termasuk membangun pembangkit listrik untuk menerangi Riyadh, ibukota Saudi, jaringan rel kereta api dan juga bandara di kota tersebut. Jutaan jamaah haji yang berangkat dari Jeddah menuju Mekah juga melalui jalan tol yang dibangun Bechtel. Sebelum Perang Teluk 1991, Bechtel bahkan juga mendapat proyek dari pemerintah Saddam untuk membangun jaringan pipa minyak menuju Suriah, bendungan pembangkit listrik di dekat perbatasan Turki dan kilang minyak di lapangan minyak Buzurgan. Pasca invasi 1991, proyek membangun Kuwait juga menjadi menjadi milik Bechtel. Sementara itu, walaupun nilai kontraknya sangat besar, yaitu US $ 680 juta, tetapi dana yang dikucurkan tahap awal hanya berjumlah US $ 34,6 juta. Perkiraan para ahli, proyek ini akan menjadi sumber pendapatan utama rakyat Irak, setelah menderita akibat saksi embargo dan perang. Sedangkan keluhan akan tranparansi dalam proses seleksi untuk tender kontrak yang dimenangkan Bechtel itu telah ramai sebelum perang dimulai. Perusahaan dari Inggris, terutama memprotes proses tender yang tidak transparan. Adapun, ornop di AS menyatakan bahwa 6 perusahaan yang ikut dalam proses tender, termasuk Bechtel, tercatat sebagai penyumbang terbesar bagi kampanye pemilihan politisi. Jumlahnya, menurut Center for Responsive Politics, adalah sekitar US $ 3,6 juta antara 1999/2002. kebanyakan para politisi tersebut berasal dari Partai Republik. (Amal IhsanSan Fransisco Chronicle/Google News)

Berita terkait

Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

2 menit lalu

Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

Film Abigail bercerita tentang kawanan penculik menangkap seorang putri balerina, anak seorang tokoh dunia bawah tanah yang kuat

Baca Selengkapnya

Menteri PANRB Pastikan Seleksi CASN Sesuai Jadwal dan Jamin Tak Bisa Dipolitisasi

2 menit lalu

Menteri PANRB Pastikan Seleksi CASN Sesuai Jadwal dan Jamin Tak Bisa Dipolitisasi

Menteri PNRB Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa seleksi CASN tidak bisa karena berdasar amanat Undang-undang 20/2023 harus selesai Desember ini.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

7 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

8 menit lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

8 menit lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Mufasa: The Lion King Tayang Akhir Tahun Ini, Kilas Balik Kehidupan Ayah Simba

8 menit lalu

Mufasa: The Lion King Tayang Akhir Tahun Ini, Kilas Balik Kehidupan Ayah Simba

Live-action Mufasa: The Lion King mengikuti kisah perjalanan hidup Mufasa sebagai anak singa yatim piatu, tersesat dan sendirian sebelum jadi raja.

Baca Selengkapnya

Tri Rismaharini Sigap Tanggapi Masalah Sosial di Kecamatan Lewa dan Letis

11 menit lalu

Tri Rismaharini Sigap Tanggapi Masalah Sosial di Kecamatan Lewa dan Letis

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, lakukan kunjungan kerja ke RSUD Umbu Rara Meha dan Puskesma Lewa, di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

11 menit lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

13 menit lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Desa Pambotanjara

15 menit lalu

Kemensos Berikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Desa Pambotanjara

Salah satu warga Desa Pambotanjara, dengan langkah pasti, masuk ke area instalasi pengolahan air terpadu, pemberian Kementerian Sosial untuk membantu pemenuhan air bersih masyarakat.

Baca Selengkapnya