TEMPO Interaktif, Jakarta:Kapal jenis ferry yang tenggelam di di sebelah selatan pelabuhan laut Chandpur, 50 kilometer sebelah tenggara ibu kota Banglades, Dhaka, saat badai menghantam wilayah itu, Jumat (3/5), memakan 150 korban jiwa. Demikian menurut salah seorang petugas pelabuhan kepada AFP, Sabtu (4/5). Menurut Ketua Korporasi Transportasi Air, badan yang mengelola operasional kapal laut Bangladesh, Shahidul Islam Chowdhury, 35 orang penumpang kapal naas yang berangkat dari Dhaka dan akan berlabuh di kota Patuakhali, telah berhasil diselamatkan pada Jumat (3/5) sebelum tengah malam. Saat kecelakaan terjadi, menurut Ghulam Rahman, pegawai pemerintahan yang bertugas memonitoring operasional pelabuhan, kapal naas itu dilaporkan tengah memuat sekitar 125 hingga 250 penumpang. Namun, angka ini bisa saja salah mengingat kebanyakan petugas kapal ferry yang beroperasi di jalur lokal Bangladesh tidak membuat daftar penumpang maupun mengeluarkan tiket khusus. Keadaan ini sedikit membingungkan petugas penyelamat karena sebelumnya dilaporkan bahwa ferry tersebut berpenumpang tak kurang dari 5000 orang. Kecelakaan Ferry di Bangladesh yang memiliki begitu banyak sungai, seperti dilaporkan media massa Bangladesh, kebanyakan disebabkan tak terlatihnya awak kapal. Pada November 2001 60 orang tenggelam di sungai yang berada di subdistrik Mehendiganj. Pada Desember 2000, 88 orang tewas setelah dua buah feery bertabrakan di Chandpur. Selain itu, sekitar 127 orang tewas ketika dua buah ferry kecil tenggelam dalam cuaca buruk yang melanda Bangladesh. (Sri Wahyuni-Tempo News Room/AFP)
Berita terkait
Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga
6 menit lalu
Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga
Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.