TEMPO Interaktif, Jakarta:Penderita SARS boleh mati tapi jangan di Cina. Seorang teman James Salisbury (52 tahun), warga Amerika yang meninggal akibat SARS beberapa jam setelah dirawat di Hongkong, menuduh otoritas Cina daratan sengaja memindahkan temannya itu untuk menghindari bertambahnya daftar warga saing yang meninggal disana. Mereka tidak menginginkan angka-angka lagi, kata David Westbrook. Westbrook mengatakan bahwa Salisbury, seorang pengajar Bahasa Inggris di Shenzen Polytechnic, menderita sakit selama sebulan sebelum dirawat di Rumah Sakit Donghu di Shenzen sembilan hari yang lalu. Para dokter di rumah sakit di Shenzen, diungkapkannya, semula enggan mengirimkan Salisbury ke Hongkong untuk perawatan lebih lanjut meski ada permintaan untukitu dari kalangan teman Salisbury. Para dokter itu, kata Westbrook lagi, tiba-tiba saja beralih pikiran dan segera meluluskan permintaan itu setelah kondisi Salisbury yang semakin sekarat. Hal itulah, lanjut Westbrook, para dokter menekannya dan teman-temannya yang lain untuk menandatangani surat izin. Mereka juga didesak menghubungi staf konsuler AS agar dapat memindahkan Salisbury ke Hongkong. Putra Salisbury berusia enam tahun yang saat ini juga tengah menderita sakit telah dirawat di rumah sakit di Hongkong dan berada dalam kondisi yang stabil. Menteri Kesehatan Hongkong, Yeoh Eng Kiong, Kamis lalu mengatakan bahwa Salisbury meninggal saat kedatangannya di rumah sakit Hongkong pada Rabu. Seorang juru bicara Shenzen Polytechnic mengatakan bahwa Salisbury memperoleh SARS yang dideritanya dari Metropole Hotel, sebuah tempat dimana seorang profesor Cina telah menjadi korban SARS. Profesor itu telah menularkan wabah mematikan itu kepada lebih dari setengah lusin orang lainnya di hotel yang sama pada Februari lalu. Juru bicara untuk dinas kesehatan di Shenzen sendiri membantah alasan pemindahan Salisbury untuk mencegah bertambahnya daftar warga asing yang meninggal di Cina daratan. Dia mengatakan bahwa pemindahan itu dilakukan karena permintaan yang diajukan konsulat AS di Guangzhou. Di Hongkong sendiri telah bertambah tiga angka kematian baru akibat penyakit sejenis pneumonia itu. Ketiganya, tidak termasuk Salisbury, menjadikan total kasus fatal di bekas koloni Inggris itu tercatat 32 orang. Kasus keseluruhan sendiri telah mencapai 1060. (straitstimes/Wuragil)