Tuntut Batalkan Nobel Suu Kyi, Simak Dulu 3 Hal Penting Ini  

Reporter

Minggu, 10 September 2017 10:57 WIB

Aung San Suu Kyi. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Aung San Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian mendapat kritikan tajam dari masyarakat internasional karena memilih bungkam atas penderitaan etnis minoritas Rohingya di Myanmar. Bahkan deras tuntutan untuk mencabut Nobel yang diterima Suu Kyi.

Petisi online di Change.org yang memuat tuntutan mencabut Nobel yang diterima Suu Kyi telah ditandatangani 404.160 pendukung pada hari Minggu, 10 September 2017.

Namun, sebenarnya apa saja yang berhubungan dengan penghargaan Nobel yang diterima Suu Kyi? Berikut 3 hal penting yang perlu diketahui seperti dikutip dari Asian Correspondent, 7 September 2017.

Baca: Begini Isi Percakapan Suu Kyi - Erdogan Soal Rohingya

1. Alasan utama Nobel dianugerahkan
Komite Nobel menganugerahkan Nobel Perdamaian kepada Suu Kyi tahun 1991 untuk perjuangan anti kekerasan yang dia lakukan untuk demokrasi dan hak asasi manusia dan guna menarik perhatian dunia terhadap pertarungan demi demokrasi dan hak asasi manusia di Burma.

"Penganugerahan Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Aung San Suu Kyi untuk menghormati perempuan ini atas perjuangannya yang tak pernah padam dan menunjukkan dukungan bagi banyak orang di dunia ini yang berjuang untuk meraih demokrasi, hak asasi, dan kerukunan etnis melalui cara-cara damai," ujar Komisi Nobel Norwegia dalam pernyataannya.

Komite Nobel menganggap Suu Kyi sebagai simbol penting dalam berjuang melawan penindasan.

Suu Kyi telah ditempatkan sebagai tahanan rumah selama 15 tahun dari 21 tahun hukuman yang seharusnya dia jalani sejak penangkapannyan pada Juli 1989. Ia ditangkap setelah melakukan gerakan untuk memulihkan demokrasi di Myanmar yang dikuasai junta militer saat itu. Ia terpaksa tidak bertemu suami dan anak-anaknya selama bertahun-tahun demi perjuangan demokrasi terwujud di Myanmar. Ini harga yang harus dibayarnya. Dia pun menjadi pahlawan.

Baca: Dinilai Diam Saja, Advokat ini Minta Pencabutan Nobel Suu Kyi

2. Bukan pertama kali orang-orang mendesak Nobel yang diterima Suu Kyi dibatalkan.
Keraguan pada Suu Kyi telah muncul pada awal Mei 2017 ketika ribuan etnis Rohingya mulai mengungsi ke Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Krisis kemanusiaan pun merebak dengan mengungsinya Rohingya keluar dari Myanmar dan ratusan di antara mereka tewas saat menyeberangi lautan menuju negara-negara tetangga Myanmar. Suu Kyi tidak mengutuk sepenuhnya krisis Rohingya ini.

Suu Kyi bukan penerima Nobel Perdamaian yang mengalami situasi kontraversi. Barack Obama, mantan presiden Amerika Serikat dan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger juga mendapat ejekan atas Nobel yang diterima. Seperti juga dengan mantan pemimpin Israel Shimon Peres dan Yitzhak Rabin, serta mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat.

Namun, bedanya jika Rabin, Arafat, Obama adalah politisi, maka Suu Kyi dianggap dapat menjadi sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih, ikon moral, dan jagoan HAM.

Baca: Surat Terbuka Peraih Nobel Kritik Aung San Suu Kyi Soal Rohingya

3. Penghargaan Nobel tidak akan dibatalkan.
Dalam usia sejarah penghargaan Nobel selama 116 tahun, tidak ada satu Nobel pun dicabut atau dibatalkan. Menurut mantan Komisi Nobel, Gunnar Stalstett, komite tidak akan mencabut atau membatalkan Nobel Suu Kyi.

"Tidak mungkin membatalkan, sebab ada aturan di Pasal 10 di Statutes of the Nobel Foundation yang menyatakan: Tidak ada permohonan yang boleh dibuat untuk menentang keputusan badan penganugerahan."

Menurut Maznah Mohamad, seorang associate profesor di National University Singapore untuk Studi Asia Tenggara, pencabutan atau pembatalan Nobel untuk Suu Kyi tidak tepat. Tuntutan ini lebih pada gangguan di tengah tekanan yang lebih banyak yang dihadapi Suu Kyi.

"Saya pikir bukan membatalkan penghargaan sebagai cara yang baik untuk menyelesaikan masalah. Saya pikir isu yang paling segera adalah menyelesaikan masalah," ujar Mohamad menanggapi tuntutan agar Komite Nobel membatalkan penghargaan kepada Aung San Suu Kyi karena bungkam soal penderitaan Rohingya.

ASIAN CORRESPONDENT | MARIA RITA

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

9 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

24 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

34 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

40 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

59 hari lalu

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya