Myanmar Tanam Ranjau di Perbatasan untuk Cegah Rohingya Pulang

Reporter

Rabu, 6 September 2017 16:53 WIB

Sejumlah muslim Rohingya melintasi areal persawahan setelah berhasil melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Bangladesh, 1 September 2017. Lebih dari 2.600 rumah muslim Rohingya dibakar di barat laut Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Dhaka- Pasukan keamanan Myanmar telah menanam ranjau darat di sepanjang perbatasan Bangladesh untuk mencegah kembalinya etnis Muslim Rohingya ke Myanmar setelah melarikan diri akibat konflik kekerasan.

"Mereka menanam ranjau darat di wilayah mereka di sepanjang pagar kawat berduri di antara dua pilar," kata beberapa sumber kepada Reuters, 6 September 2017.

Baca: Bangladesh Akan Tempatkan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil

"Pasukan kami melihat tiga atau empat kelompok orang bekerja dekat dengan pagar kawat berduri untuk meletakkan sesuatu di dalam tanah. Kami kemudian memastikan informan kami bahwa mereka meletakkan ranjau darat," ujar seorang sumber lainnya.

Sumber ini tidak mengklarifikasi apakah kelompok yang menanam ranjau darat itu berpakaian seragam. Namun mereka memastikan mereka itu bukan pemberontak Rohingya.

Bangladesh hari ini, 6 September 2017, secara resmi akan mengajukan protes atas penanaman ranjau darat yang dekat ke perbatasan negara itu.

Baca: Begini Isi Percakapan Suu Kyi - Erdogan Soal Rohingya

Bentrok berdarah pecah dipicu serangan pemberontak Rohingya, ARSA, terhadap sejumlah pos polisi dan markas militer pada 25 Agustus 2017. Akibatnya, sedikitnya 400 orang tewas terbunuh dan eksodus besar-besaran sekitar 125 ribu Rohingya ke Bangladesh.

Seorang penjaga keamanan Bangladesh, Manzurul Hassan Khan mengatakan terdengar dua leadakan dari wilayah Myanmar pada hari Selasa, 5 September 2017. Diduga militer Muanmar saat itu baru saja menanam ranjau darat.

Seorang anak lelaki menjadi korban ledakan itu. Kakinya terluka saat ia berada dekat lokasi pelintas batas negara. Ia dilaraikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Adapun anak lainnya mengalami luka ringan. Bahkan menurut Khan, seorang anak laki-laki lainnya menderita luka tidak serius yang diduga disebabkan ledakan ranjau.

Baca: Pengungsi Rohingya Capai 125 Ribu, Suu Kyi Terus Ditekan Dunia

Seorang pengungsi Rohingya yang berada di lokasi ledakan pada hari Senin, 4 September 2017, menyaksikan ranjau darat itu berbentul cakram logam berdiameter 10 sentimeter ditanam di dalam lumpur. Dia pun yakin di sekitar itu masih ada dua ranjau lagi yang ditanam di dalam lumpur.

Beluma ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah tentang ranjau darat yang meledak dekat perbatasan begitu juga tentang ranjau yang sengaja ditanam di perbatasan dengan Bangladesh.

Myanmar merupakan salah satu negara yang memiliki paling banyak ranjau di dunia. Bersamaan itu, Myanmar merupakan negara yang belum menandatangani Perjanjian PBB tentang Pelarangan Ranjau tahun 1997. Dan baru-baru ini negara ini dicurigai menggunakan ranjau darat untuk mencegah etnis Rohingya kembali pulang ke Myanmar.

REUTERS | MARIA RITA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

26 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya