Antiperang dan Antiglobalisasi Bersatu

Reporter

Editor

Jumat, 8 Agustus 2003 15:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Aktivis antiperang dan antiglobalisasi merencanakan aksi unjukrasa bersama di akhir pekan di Washington, bersamaan dengan pertemuan IMF dan Bank Dunia. Pada Sabtu, kelompok ANSWER (Act Now to Stop War and End Racism) mengharapkan puluhan ribu massa menunjukkan solidaritasnya dengan pergerakan internasional menentang aksi militer AS di Irak. Seluruh dunia sedang menanti dan mengamati apakah rakyat Amerika Serikat dapat mengintensifkan kekuatan pergerakan antiperang pada saat-saat dimana pemerintahan Bush sedang bermaksud untuk membantai puluhan ribu rakyat Irak dan menduduki negara mereka, bunyi pernyataan kelompok itu ketika menyerukan pengumpulan massa untuk berkonvoi ke sekeliling Gedung Putih Sabtu lalu. Pada waktu yang bersamaan, delegasi dari 184 negara anggota Bank Dunia dan IMF dan juga para menteri keuangan dari kelompok negara-negara industri (G7) akan bertemu di markas pusat lembaga pemberi kredit dunia itu dan juga di Blair House, kediaman tamu negara yang berlokasi di seberang Gedung Putih. IMF dan Bank Dunia telah menekankan bahwa segala langkah antisipasi telah diambil untuk menjamin keamanan jalannya pertemuan itu. Aksi unjuk rasa dengan skala yang besar juga telah direncanakan untuk digelar di tempat lain seperti di San Fransisco dan Los Angeles. ANSWER, yang telah memimpin serangkaian aksi unjuk rasa massa beberapa bulan terakhir menentang perang di Irak memperingatkan,Perang di Irak hanyalah salah satu dari sekian front yang dituju pemerintahan AS untuk membangun kerajaan dunianya. Pemerintah AS juga dituding telah mengobarkan perang ekonomi melalui IMF, Bank Dunia dan kesepakatan perdagangan bebas seperti halnya kesepakatan Kawasan Perdagangan Bebas Amerika. Pada Minggu, kelompok aktivis lainnya, Globalization for Global Justice, sedang mengatur rencana aksi unjuk rasa menentang intervensi militer dan ekonomi di Amerika Latin dan Karibia. Mereka mengatakan bahwa IMF, Bank Dunia, dan Inter-American Development Bank sedang meningkatkan tekanan untuk kepentingan globalisasi di Amerika, sementara Washington meningkatkan bantuan militer untuk rezim represif di kawasan itu. Kelompok itu telah menyerukan untuk lima hari aksi termasuk melobi anggota Kongres agar mau menolak menyetujui deklarasi pajak, yang akan diberlakukan bagi kebanyakan rakyat Amerika pada 15 April. Mereka mengatur sebuah kampanye memalukan di luar kantor pusat perusahaan-persahaan individual dan badan-badan pemerintah termasuk Kantor Perwakilan Perdagangan AS, IADB, dan Occidental Petroleum. Mereka dipilih karena kebijakannya di Amerika Latin. Mereka akan melanjutkan aksinya ke kantor pusat IMF and Bank Dunia. Pada September lalu, pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia telah menarik sekitar 5 ribu pengunjuk rasa antiglobalisasi. Sementara, pada Rabu ini terjadi aksi terbesar menentang perang di Irak yang selama ini terjadi di Rusia. Kepoisian dio Moskow memperkirakan sekitar 15 ribu hingga 20 ribu warga Rusia berkumpul di depan kantor kedutaan AS. Mereka membawa spanduk-spanduk bertuliskan Stop American Agression, No to World War III, dan Bush must respect Russia. Banyak sekolah diliburkan sehingga para siswa dapat bergabung dalam aksi yang dikoordinasikan partai pro Kremlin, Russia Unity itu. Sebagian pengunjuk rasa juga mengaku kepeduliannya untuk turun ke jalan adalah karena peristiwa serangan atas konvoi anggota diplomatnya di Irak beberapa hari lalu. Sebanyak 2300 anggota kepolisian setempat dan juga tentara dikerahkan untuk memantau aksi unjuk rasa itu. Beberapa ruas jalan di sekitar kedutaan AS juga terpaksa ditutup. Aksi ini jauh berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya yang diikuti oleh tidak lebih dari beberapa ratus orang. Sebelumnya aksi dilakukan partai-partai ultranasionalis atau komunis. Di Islamabad, Pakistan, para wartawan lokal melambai-lambaikan plakat di luar kantor kedutaan AS sebagai aksi protes atas tewasnya tiga wartawan akibat serangapasukan AS di Bagdad. Kami mengutuk aksi pasukan koalisi yang menjadikan para wartawan yang bekerja di kancah perang di Irak sebagai target, bunyi memorandum yang diberikan kepada Kantor PBB oleh sekitar 50 wartawan itu. Hentikan pembunuhan, seru mereka menunjuk kepada sekitar 12 pekerja berita yang telah tewas di Irak sejak perang meletus 20 Maret lalu. (AFP/Wuragil)

Berita terkait

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

37 menit lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

55 menit lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

56 menit lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

56 menit lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

1 jam lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

1 jam lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 jam lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

1 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya