Pengungsi Rohingya Capai 125 Ribu, Suu Kyi Terus Ditekan Dunia

Reporter

Rabu, 6 September 2017 10:15 WIB

Aung San Suu Kyi dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, di Naypyitaw, Myanmar, 4 September 2017. AP/Myanmar Ministry of Foreign Ministry Page

TEMPO.CO, Yangon - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi terus mendapat tekanan dari tokoh serta lembaga internasional untuk menghentikan kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Tekanan berlanjut ketika hampir 125.000 warga etnis minoritas itu melarikan diri melewati perbatasan ke Bangladesh hanya dalam waktu lebih dari 10 hari.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memperingatkan risiko pembersihan etnis dan destabilisasi regional.

Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan bahwa lembaga itu membutuhkan dana hingga US$ 18 juta untuk membantu pengungsi Rohingya di Bangladesh.


Baca: Surat Terbuka Peraih Nobel Kritik Aung San Suu Kyi Soal Rohingya

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka bahwa Jakarta siap membantu Bangladesh dalam menghadapi krisis tersebut.

Kekerasan terbaru di negara bagian Rakhine di barat laut Myanmar dimulai pada 25 Agustus 2017, ketika gerilyawan Rohingya menyerang puluhan pos polisi dan sebuah pangkalan militer. Bentrokan berikutnya dan serangan balik militer telah menewaskan setidaknya 400 orang dan memicu eksodus penduduk desa ke Bangladesh.

Perlakuan Myanmar yang mayoritas beragama Buddha terhadap kira-kira 1,1 juta Muslim Rohingya adalah tantangan terbesar yang dihadapi Suu Kyi, yang telah dituduh oleh kritikus Barat karena tidak berbuat banyak mengenai minoritas yang telah lama mengeluhkan penganiayaan.


Baca: Pengunjuk Rasa di Kedubes Myanmar Injak Foto Aung San Suu Kyi

Myanmar mengatakan pasukan keamanannya memerangi sebuah kampanye yang sah melawan "teroris".

H T Imam, penasihat politik Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, mengatakan negara-negara lain dari Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN dapat bergabung dengan Indonesia dalam memberikan tekanan pada sesama anggota Myanmar.

Malaysia, bahkan telah memanggil dubes Myanmar untuk menyatakan ketidaksenangan atas kekerasan tersebut.

Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang mengatakan bahwa kekerasan terhadap Rohingya merupakan genosida. Ia menegaskan kepada Suu Kyi bahwa kekerasan tersebut menjadi perhatian yang mendalam kepada dunia Muslim, dan bahwa dia mengirim menteri luar negerinya ke Bangladesh.

Pakistan, rumah bagi sekitar 350 ribu komunitas Rohingya yang lari dari Myanmar sejak junta militer berkuasa pada periode 1970-an, telah menyatakan "kesedihan mendalam" atas situasi tersebut.


Baca: Bahas Rohingya, Menteri Retno ke Myanmar Temui Aung San Suu Kyi

Sekitar 210.000 orang Rohingya mencari perlindungan di Bangladesh sejak Oktober, ketika gerilyawan Rohingya melakukan serangan lebih kecil terhadap pos-pos keamanan, memicu serangan balik militer Myanmar.

Di antara mereka yang berbicara menentang kekejaman yang dilakukan terhadap kelompok etnis tersebut adalah Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dari Pakistan, Malala Yousafzai.

Malala bergabung dengan jutaan komunitas Muslim dari seluruh Asia yang telah menyuarakan kemarahan dan mencela Suu Kyi yang diam saja menyaksikan penindasan terhadap minoritas Rohingya. Dia juga mendesak agar kekerasan di Rakhine segera dihentikan.

CHANNEL NEWSASIA | REUTERS | YON DEMA



Advertising
Advertising



Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

11 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

22 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

27 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

37 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

42 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya